Pialang saham terdaftar CTS Global Equity Group Inc. Pada hari Senin, ia memasuki pasar saham Indonesia sebagai bagian dari rencana ekspansi regionalnya.
Dalam keterbukaannya, perseroan mengatakan telah memberikan sejumlah dana awal kepada Bank of Central Asia (BCA) Indonesia.
Tujuan jangka panjang CTS adalah menghasilkan 75 persen pendapatannya dari pasar global. “Kami memiliki pedagang kelas dunia dengan kemampuan yang lebih besar, dan sekarang kami memiliki modal di gudang senjata kami, inilah saatnya untuk berekspansi ke pasar seperti Indonesia,” kata Lawrence Lee, CEO CTS Global.
Perusahaan mengatakan bahwa ekspansi ke pasar Indonesia yang delapan kali lebih besar dari pasar Filipina, merupakan salah satu strategi CTS Global untuk mencapai tujuan jangka panjangnya untuk mendapatkan lebih banyak pendapatan dari perdagangan global. Pada kuartal I, 43 persen dari total pendapatan perdagangan perusahaan berasal dari pasar global.
Broker mengatakan bahwa ekspansi ini memungkinkan CTS Global untuk mengambil keuntungan dari prospek pertumbuhan negara tetangga Filipina.
Bursa Efek Indonesia melaporkan nilai perdagangan harian rata-rata $1 miliar, dibandingkan dengan Bursa Efek Filipina yang $150 juta. Pasar saham di Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, didorong oleh komoditas dan dengan demikian mampu berkembang di bawah bayang-bayang pandemi.
Indonesia juga merupakan rumah bagi perusahaan teknologi besar seperti GoTo, penggabungan antara perusahaan rintisan paling bernilai di negara itu, Gojek dan Tokopedia. GoTo go public pada bulan April sebagai salah satu listing terbesar di Jakarta dan penawaran umum perdana terbesar kelima di dunia tahun ini.
Daftar GoTo diterima dengan baik di pasar terbukti dengan peningkatan 23 persen di hari pertama perdagangan. CTS mengatakan penerimaan positif ini akan mendorong pasar Indonesia dengan lebih banyak listing perusahaan teknologi di tahun-tahun mendatang.
CTS Global memulai debutnya di bursa Filipina April lalu dengan saham P1, mengumpulkan 1,37 miliar peso dalam total hasil terutama untuk mendanai perdagangan global dan tujuan lainnya. Perusahaan ini aktif di pasar saham di Filipina, Jepang, Hong Kong, dan Amerika Serikat.
Proyek di Indonesia ini memulai ekspansi CTS ke lebih banyak lokasi geografis, kata perusahaan itu.
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian
Ekonomi perawatan di Indonesia