POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Ledakan pariwisata untuk mempercepat pemulihan ekonomi di Indonesia

Ledakan pariwisata untuk mempercepat pemulihan ekonomi di Indonesia

JAKARTA (Xinhua) Indonesia mencatat lonjakan pengunjung ke destinasi wisata setelah dua tahun lockdown, berkat libur panjang Idul Fitri dan pembebasan pembatasan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif negara itu mengumumkan.

Sejumlah besar orang berbondong-bondong ke berbagai lokasi wisata dengan populasi Muslim terbesar di dunia selama liburan Idul Fitri yang berlangsung dari 29 April hingga 8 Mei, kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Ono dalam konferensi pers, Selasa (10 Mei). , dengan volume Penjualan sebesar 72 triliun rupee (4,9 miliar dolar AS).

“Hampir semua destinasi wisata di Tanah Air ramai pengunjung. Hal ini bisa terjadi karena pemerintah mengizinkan masyarakat untuk pergi ke Modik saat Lebaran,” kata Ono.

Idul Fitri adalah perayaan Islam terbesar di Indonesia. Pesta itu menandai berakhirnya bulan puasa Ramadhan. Mudik, yang secara lokal disebut mudik, adalah tradisi tahunan umat Islam Indonesia, di mana orang-orang pergi ke kampung halaman untuk berkumpul kembali dengan keluarga mereka.

Tahun ini, Kementerian Perhubungan Indonesia memperkirakan sedikitnya 85 juta orang mudik dan berlibur karena pemerintah mengabaikan pembatasan sosial.

Ono mengatakan beberapa destinasi wisata Tanah Air yang paling banyak dikunjungi wisatawan adalah Pulau Bali, Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta Utara, dan Taman Budaya Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta Timur.

Di Bali saja, perputaran uang tunai mencapai 250 miliar rupee ($17,2 juta) selama liburan, menurut Ono.

Selama liburan Idul Fitri, sektor pariwisata pulau itu melayani lebih dari 33.000 wisatawan domestik dan 4.000 wisatawan asing setiap hari, kata Wakil Presiden Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Bali, E Gusti Agung Rai Suryawijaya. Selama pandemi, Bali hanya bisa mendapatkan rata-rata 8.000 wisatawan setiap hari.

Tingkat hunian kamar hotel juga telah mencapai 80 persen, lebih tinggi dari tingkat hunian 30 persen saat pemerintah masih membatasi aktivitas publik.

“Pemilik akomodasi optimistis sektor pariwisata bisa pulih lebih cepat pada 2022,” kata Suryawijaya.

Indonesia telah melihat pertumbuhan positif di sektor pariwisata sejak Maret, ketika pemerintah mulai mencabut sejumlah pembatasan dan membuka kedatangan internasional, yang kemudian menyebabkan pemulihan yang kuat dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

Selama bulan Maret, Organisasi Statistik Pusat negara itu mencatat 40.790 kedatangan internasional, meningkat 121,02 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu juga mengumumkan pada hari Senin bahwa ekonominya tumbuh 5,01 persen tahun-ke-tahun selama kuartal pertama tahun ini, dibandingkan dengan pertumbuhan 5,02 persen pada kuartal keempat tahun 2021. Pemulihan konsumsi, investasi dan ekspor.

Ekonom Bhima Yudhistira dari Center for Economic and Legal Studies, sebuah think tank Indonesia, mengatakan sektor pariwisata akan menciptakan efek domino pada sektor lain, mulai dari transportasi, sandang, makanan dan minuman hingga telekomunikasi.

Dia memperkirakan, pada kuartal II tahun ini, ekonomi Indonesia tumbuh sekitar 4,5 persen year on year akibat tingginya pergerakan masyarakat saat libur Lebaran.