Pihak berwenang mengatakan kepala kabupaten yang bermarkas di ibu kota baru Indonesia akan ditahan sampai bulan depan setelah tertangkap diduga menerima suap $ 70.000 terkait dengan tender pemerintah daerah.
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Abdul Kafoor Masood, kepala Kabupaten Benazir Bazar utara di provinsi Kalimantan timur, pada Rabu sore dan menyita 1 miliar rupee ($ 70.000).
“Tersangka akan ditahan hingga 1 Februari untuk kepentingan interogasi,” kata Wakil Presiden KPK Alexander Marwada kepada wartawan Kamis malam.
Uang itu diduga suap terkait program pemerintah daerah dan izin usaha, katanya.
Penyidik menyita 447 juta rupee ($ 31.200) dari rekening bank Abdul Kapoor, kata Alexander.
Para pejabat mengatakan uang itu tidak diikat dalam rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta.
“[T]Dia adalah favorit orang-orang KPK [Wednesday] Di Jakarta dan Kalimantan Timur. Diantaranya adalah Bupati Benazir Bazar Utara, beberapa pegawai pemerintah dan beberapa kalangan swasta,” kata juru bicara KPK Ali Fikri kepada Channel News Asia, Kamis.
Alexander mengatakan 10 lagi ditangkap di Jakarta dan Kalimantan Timur sebagai bagian dari penyelidikan, tetapi hanya lima yang resmi menjadi tersangka.
Sementara itu, juru kampanye Kelompok Lingkungan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur mengatakan Abdul Kafur adalah pengusaha muda yang terkenal dengan minat termasuk pertambangan batu bara.
Juru kampanye, Brahma Rupang, dikritik oleh Abdul Kafur, yang terpilih sebagai salah satu penguasa termuda Indonesia pada 2018, karena membangun rumah dinas dengan biaya 34 miliar rupee ($ 2,37 juta) tahun lalu. Rencana itu tidak pernah terwujud.
“Jumlah ini sangat fantastis untuk rumah dinas seorang Bupati,” kata Rupang kepada BeritaBenar, seraya meminta penyelidikan biaya.
Dia menambahkan, penangkapan Abdul Kafoor tidak akan mempengaruhi rencana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kabupaten Benazir Basar bagian utara.
Anggota parlemen mengatakan mereka sedang membahas RUU yang diperlukan untuk memindahkan ibu kota dan berharap untuk meloloskannya pada akhir bulan ini.
Penangkapan korupsi
Pada bulan Desember, pemimpin KPK Firley Bahuri mengatakan 109 tersangka telah ditangkap dan ditahan sehubungan dengan tuduhan korupsi di seluruh negeri pada tahun 2021.
Salah satu tersangka utama adalah Aziz Siamsuddin, mantan penyidik dan jaksa KPK yang diduga menyuap pengacara untuk membantu menghentikan penyidikan kasus korupsi.
Firli dikritik karena memecat 57 karyawannya, termasuk penyidik yang menangani kasus-kasus besar, yang ditemukan gagal dalam apa yang dikenal sebagai tes pandangan nasional yang diperlukan untuk mempertahankan pekerjaan mereka.
Karena KPK berubah dari entitas independen menjadi satu di bawah cabang eksekutif pemerintah, staf harus lulus ujian. Kritikus telah membandingkan seleksi dengan tes kemurnian ideologis, menuduhnya dirancang untuk menghilangkan penyelidik parasit paling berpengalaman di badan tersebut.
Parlemen meloloskan amandemen pada tahun 2019 yang membawa badan tersebut di bawah kendali Cabang Eksekutif. Langkah tersebut memicu protes jalanan, dengan penentang menuduh pemerintah menggunakan undang-undang tersebut untuk melemahkan perjuangan badan tersebut melawan korupsi.
Pada bulan Mei, Mahkamah Konstitusi menolak petisi yang diajukan oleh mantan komisioner KPK untuk mencabut undang-undang yang diubah.
Sejak dibentuk pada 2002, KPK telah memvonis mantan menteri, gubernur, gubernur bank sentral, legislator, dan presiden.
Terlepas dari catatan itu, survei lokal Indikator Politik Indonesia pada November menunjukkan bahwa kepercayaan publik terhadap KPK telah memburuk sejak 2019. KPU menduduki peringkat kedelapan dalam daftar lembaga paling terpercaya, di bawah polisi dan militer.
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi