India selalu menjadi pasar yang fokus di Indonesia sejak 2016. Sebelum pandemi, jumlah pengunjung dari India terus meningkat setiap tahun. Pada 2019, pengunjung dari India berjumlah 657.300 lalu mencapai 104.765 dalam tiga bulan pertama tahun 2020 sebelum wabah Covid-19. Sigit Witjaksono, Direktur Pemasaran Pariwisata Asia Pasifik, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, berbicara tentang kesiapan untuk menarik pengunjung internasional, alam baru dan pentingnya serta strategi pasar India.
Dengan ketidakpastian yang masih merajalela, bagaimana Anda melihat 2022 untuk bepergian ke luar negeri? Apakah Anda mengharapkan permintaan besar dari pasar India? Adakah tren baru dalam hal perjalanan internasional?
Indonesia khususnya Bali membuka penerbangan internasional mulai 14 Oktober 2021 untuk 19 negara termasuk India. Sejauh ini, kami terus melakukan persiapan untuk menyambut wisatawan mancanegara, tentunya dengan mencermati situasi di mana jenis Omicron baru muncul saat ini.
Menanggapi pembukaan penerbangan internasional, kami telah bekerja sama dengan perwakilan Indonesia di luar negeri untuk melakukan kampanye kesadaran sejak Oktober 2021 untuk memberi tahu mereka bahwa perbatasan terbuka untuk turis India. Selain itu, kami juga menghubungi mitra kami di India untuk memulai kerjasama. Kami mendapat informasi bahwa wisatawan India sangat tertarik untuk melakukan perjalanan ke Indonesia dalam waktu dekat. Oleh karena itu, melalui mitra kami, kami ingin memastikan bahwa wisatawan India ditunggu-tunggu. Dalam hal ini, kami juga bekerja untuk menghubungkan penerbangan langsung dan tidak langsung dari tujuan India ke Indonesia.
Tren baru dalam hal perjalanan internasional, yang penting membuat wisatawan merasa nyaman dan aman. New normal dengan penerapan protokol CHSE (Hygiene, Health, Safety and Environmental Sustainability) menjadi keharusan/wajib bagi kegiatan penerbangan ke depan. Kami ingin memastikan keselamatan dan kesehatan para pelancong sebagai tujuan utama. Dalam hal ini, kami telah menerapkan upaya dan strategi kami dengan adaptasi, inovasi dan kerjasama untuk mencapai tujuan ini.
Setelah pandemi, apakah Anda berharap India masih menempati peringkat di antara pasar prioritas utama?
India selalu menjadi pasar yang fokus di Indonesia sejak 2016. Sebelum pandemi, jumlah pengunjung dari India terus meningkat setiap tahun. Pada 2019, pengunjung dari India berjumlah 657.300 lalu mencapai 104.765 dalam tiga bulan pertama tahun 2020 sebelum wabah Covid-19.
Dengan tren yang begitu bagus, wisatawan India pasti akan menarik perhatian kita. Apalagi mereka menyukai berbagai destinasi di Indonesia, khususnya Bali yang memang sudah menjadi tujuan utama mereka jika ke Indonesia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Ono, juga mengadakan pertemuan dengan Duta Besar India untuk Indonesia, Manoj Kumar Bharti. Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas berbagai rencana program ke depan, khususnya peluang peningkatan kerjasama di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif di era pascapandemi. Rencana pembukaan kembali Bali dengan penerbangan langsung dari India juga dibahas. Hal ini menegaskan bahwa India telah dan akan tetap menjadi pasar yang sangat penting bagi Indonesia.
Bagaimana Anda menyesuaikan strategi pemasaran Anda untuk tahun 2022?
Dengan dibukanya perbatasan internasional, Bali menjadi pilot project untuk mendatangkan pengunjung internasional ke Indonesia, yang kemudian ditindaklanjuti dengan Batam dan Bintan. Jalan aman, area aman, transportasi, rumah sakit rujukan, ketentuan mitigasi sudah ada. Semuanya sudah kami koordinasikan dari waktu ke waktu dengan Kementerian/Lembaga terkait (Departemen Kesehatan, Departemen Luar Negeri, Imigrasi, Satgas Covid-19 Nasional dll), Pemerintah Provinsi/Provinsi dan industri terkait.
Perlu kami tegaskan bahwa sejak tahun 2020 lalu, pemerintah dan masyarakat Republik Indonesia di berbagai daerah/ibu kota di seluruh provinsi telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan destinasi siap menyambut pengunjung dengan penerapan CHSE. Upaya berkelanjutan di berbagai daerah di Indonesia memastikan bahwa hotel, restoran, tempat wisata, toko suvenir, dll dapat menciptakan rasa aman dan nyaman sehingga wisatawan India dapat merasa “bebas dari rasa khawatir”.
Adakah pembaruan baru dalam hal atraksi atau peningkatan infrastruktur pariwisata destinasi?
Sejak tahun 2020 lalu, pemerintah dan masyarakat Republik Indonesia di berbagai daerah/ibu kota di seluruh provinsi telah melakukan beberapa upaya untuk memastikan destinasi siap menyambut pengunjung dengan menerapkan CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environmental Sustainability).
Tujuan dari CHSE adalah untuk memastikan bahwa perjalanan all-inclusive dimulai dari kedatangan di bandara, hotel, akomodasi, atraksi, dll. dan bahkan kembali ke bandara. Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia siap menyambut wisatawan internasional lagi dan terus meningkatkan pengalaman destinasi.
Hingga November 2021, sebanyak 11.986 tour operator telah tersertifikasi. Upaya ini juga akan berlanjut hingga semester kedua 2021 mendatang di banyak kota lain di tanah air, termasuk hotel, restoran, tempat wisata, toko suvenir, dll, yang pada gilirannya akan membangun dan meningkatkan kepercayaan wisatawan. Kunjungi Indonesia jika memungkinkan nanti.
Sektor pariwisata apa yang akan menjadi fokus Anda setelah pariwisata dilanjutkan? Destinasi baru apa yang akan Anda promosikan?
Bali, Bintan dan Batam akan menjadi pilot project untuk persiapan mendatangkan pengunjung internasional ke Indonesia. Kami akan terus mempromosikan Bali karena Bali tetap menjadi tujuan utama pengunjung India. Hingga 40% pengunjung India datang ke Bali untuk pernikahan dan bulan madu dan inilah yang akan terus kami garap serta sektor potensial lainnya untuk petualangan, rekreasi, dll.
Kapan Anda mengharapkan MICE dan pasar perjalanan korporat pulih?
Untuk Department of Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions (MICE), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menyiapkan pedoman/pedoman protokol kesehatan (CHSE) untuk pelaksanaan kegiatan MICE. Pemandu tersebut mendapat pengakuan di ajang internasional Bali Democracy Forum pada Desember 2020. Saat perjalanan dilanjutkan kembali, kami berharap acara dan kegiatan konferensi internasional dan event internasional di Indonesia dapat terlaksana dan berjalan dengan aman sesuai dengan protokol kesehatan.
Kepresidenan/Presidensi G20 Indonesia dimulai dari 1 Desember 2021 hingga November 2022, kemudian dilanjutkan dengan Presiden Indonesia di ASEAN pada 2023. Ini merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan kesiapan Bali dan berbagai destinasi lainnya, terutama 5 high destinasi prioritas yang akan menjadi tempat penyelenggaraan berbagai rangkaian pertemuan G20 dan ASEAN.
Apakah Anda merencanakan kegiatan partisipasi bisnis di pasar India?
Kami senang dapat berpartisipasi dalam South Asia Travel and Tourism Exchange (SATTE) sebagai “Partner Country” pada 16 s / 18 Februari 2021 untuk menampilkan destinasi dan pengalaman baru Indonesia di Paviliun Indonesia di SATTE 2022.
Apakah Anda ingin menambahkan sesuatu?
Dalam keikutsertaan kami di SATTE 2022, kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia siap menyambut wisatawan internasional lagi dan terus meningkatkan pengalaman destinasi dengan #IndonesiaCare. Kami yakin wisatawan India sudah tidak sabar untuk mengunjungi negeri dewata, Bali, yang menjadi destinasi favorit mereka. Bersiaplah, karena #itstimeforBali.
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian
Ekonomi perawatan di Indonesia