Pemerintah harus memperhatikan pertumbuhan ekonomi setiap triwulan yang masih berkisar 3,31 persen.
Jakarta (Antara) – Wakil Ketua MPR Syarif Hasan memuji pemerintah atas kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2021. Tren perbaikan ekonomi harus dipertahankan agar tidak menurun pasca pemberlakuan Level IV Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kata Hassan dalam keterangan yang dilansir di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang dirilis Kamis, pertumbuhan ekonomi year-on-year (year-on-year) naik 7,07 persen dari tahun lalu yang turun menjadi -5,32 persen. Namun, Hassan mengingatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara triwulan ke triwulan (qtq) hanya meningkat 3,31%.
Ia mencontohkan, pemerintah harus memperhatikan pertumbuhan ekonomi setiap triwulan yang masih berkisar 3,31%.
“Pertumbuhan ekonomi harus ditinjau secara komprehensif, tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi tahunan yang tinggi, sementara pertumbuhan ekonomi per kuartal masih rendah,” kata Hassan.
Dia mendesak pemerintah untuk memperhatikan tingginya angka pengangguran di Indonesia.
Dia mencatat bahwa “sementara ekonomi telah tumbuh dibandingkan tahun lalu, telah terjadi peningkatan pengangguran yang signifikan selama pandemi COVID-19.”
Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja, jumlah orang yang kehilangan pekerjaan selama pandemi COVID-19 mencapai 2,1 juta orang.
Berita terkait: Pertumbuhan positif di kuartal kedua karena upaya tim: kepresidenan
Ia menambahkan, angka tersebut berkontribusi terhadap peningkatan pengangguran sebesar 26,26 persen dari 6,93 juta pada 2020 menjadi 8,75 juta pada Februari 2021. Angka kemiskinan juga mencapai 10,14 persen pada Maret 2021.
Hassan menilai perbaikan ekonomi tidak bisa dinilai hanya melalui pertumbuhan ekonomi. Dia mengatakan, (pemerintah) harus mempertimbangkan secara komprehensif kondisi pengangguran dan kemiskinan.
“Kami berharap seluruh masyarakat yang terdampak wabah ini dapat bertahan, dan pemerintah terus mempercepat penyaluran bantuan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah agar tidak hanya usaha besar yang tumbuh, tetapi juga usaha kecil,” tegasnya.
Dia juga mendesak pemerintah untuk lebih fokus menangani pandemi. Penyebab utama masalah ekonomi adalah wabah yang belum tertangani dengan baik.
Hassan mengatakan, “Tingkat positif COVID-19 masih sampai 24%, total kasus hingga 3,65 juta, dan angka kematian di atas 100.000. Situasi ini telah mengganggu kehidupan. Pemerintah harus segera menyelesaikan epidemi yang menjadi masalah utama. .” Dia menegaskan.
Berita terkait: LPS berencana memangkas suku bunga jaminan untuk membantu perekonomian
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian