JAKARTA (Reuters) – Kepala eksekutif Valley Peace Metals mengatakan pada hari Kamis bahwa perusahaannya telah menjanjikan investasi sebesar $10 miliar di Indonesia selama dekade berikutnya guna memenuhi permintaan logam seperti nikel dan tembaga untuk memproduksi kendaraan listrik.
Investasi ini merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk menghabiskan $25 miliar hingga $30 miliar dalam proyek-proyek baru di Brasil, Kanada, dan Indonesia selama dekade berikutnya.
Hal ini juga akan mendongkrak ambisi Indonesia untuk menjadi pusat global bahan baterai untuk kendaraan listrik dan bahkan kendaraan itu sendiri. Negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini memiliki cadangan bijih nikel terbesar di dunia serta sejumlah besar tembaga dan bauksit yang digunakan untuk membuat aluminium.
Melalui anak perusahaannya PT Vale Indonesia Tbk (INCO.JK), Vale Base Metals sedang mengembangkan dua pabrik HPAL bersama Zhejiang Huayou Cobalt Co asal China dan mitra lainnya.
Fasilitas tersebut akan menghasilkan endapan hidroksida campuran (MHP) dari nikel, bahan yang digunakan untuk membuat baterai kendaraan listrik.
Vale juga bekerja sama dengan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd. Ltd dari Tiongkok dan satu unit dari China Baowu Steel Group Corp. Ltd akan membangun pabrik feronikel.
Proyek-proyek ini akan meningkatkan kapasitas pengilangan Vale Indonesia dari sekitar 75.000 metrik ton per tahun menjadi hampir 300.000 ton, kata Deshni Naidu, CEO Vale Base Metals.
“Jika semua rencana berjalan dengan baik, hal ini akan terwujud dalam lima hingga delapan tahun ke depan. Ini merupakan investasi yang serius dan kami berkomitmen,” kata Naidu dalam wawancara di sela-sela Indonesia Sustainability Forum di Jakarta.
Pada proyek Pomalaa di Vale, perusahaan ini menginvestasikan $1 miliar pada pertambangan saja dan telah memulai pekerjaan awal pada fasilitas HPAL. Naidu mengatakan pabrik HPAL senilai $3,5 miliar akan dikembangkan bersama dengan Huayou, di mana produsen mobil AS Ford Motors akan mengambil 17% saham dan mengatur pembiayaan.
Vale juga telah mulai mengerjakan proyek HPAL Sorowako, yang akan memproduksi 60.000 ton nikel di PLTMH setiap tahunnya.
“Kami sekarang sedang mencari kemitraan untuk terus memajukan proyek-proyek ini,” kata Naidoo, seraya menambahkan bahwa dia terbuka untuk bermitra dengan produsen mobil di proyek Vale di Indonesia setelah berkolaborasi dengan Ford.
Vale juga sedang menjajaki tambang tembaga di Nusa Tenggara Barat, Indonesia yang ukurannya sebanding dengan tambang tembaga Grasberg di Indonesia bagian timur.
Grasberg merupakan tambang tembaga terbesar kedua di dunia dan dioperasikan oleh salah satu unit Freeport McMoRan Corporation.
Keputusan investasi proyek tembaga tersebut diperkirakan akan keluar sekitar tahun 2026.
Dilaporkan oleh Francisca Nanjoy
Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Kementerian: Kerja sama dan inovasi menjadi kunci pengembangan industri game
Indonesia mendorong kerja sama di bidang ekonomi dan iklim pada G20 di Brazil
Abindo Ungkap Alasan Stabilitas Perekonomian Indonesia di 5%