Tempo.co., Jakarta – Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat memuji reruntuhan itu. Rohingya Pengungsi Muslim berkeliaran 53 mil laut di lepas pantai Aceh, pertama kali terlihat pada 26 Desember.
UNHCR mengatakan tindakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia menunjukkan sentimen kemanusiaan dan bahwa evakuasi nyawa yang menderita adalah prioritas utama. Mereka mengatakan tindakan Indonesia menjadi preseden bagi negara lain.
Evakuasi serupa juga terjadi di laut, menyusul evakuasi 81 pengungsi Muslim Rohingya oleh otoritas Indonesia pada Juni 2015, 2018, 2020 dan awal tahun ini.
Ann Memon menulis dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, 31 Desember, “Pendaratan darurat kapal yang terancam punah adalah operasi kemanusiaan yang penting.
“UNHCR Karyawan sekarang berada di lapangan dan secara aktif bekerja dengan pemerintah, komunitas lokal, badan PBB lainnya, dan organisasi kemanusiaan sekutu untuk memastikan bahwa para pengungsi menerima perawatan dan bantuan yang mereka butuhkan sesegera mungkin, ”tulis Memon.
Lebih jauh lagi, kerentanan yang terus berlanjut dari perempuan, laki-laki dan anak-anak yang rentan di Teluk Benggala dan Laut Andaman menunjukkan pentingnya negara-negara bekerja sama untuk mencapai solusi regional terhadap pergerakan maritim yang tidak teratur.
Melangkah: Pemerintah didesak untuk bertindak tegas terhadap UNHCR terkait masalah pengungsi
kata sifat mudah
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi