Peserta: Otoritas tingkat nasional dan kota, Program Lingkungan PBB (UNEP), Institute for Transport and Development Policy (ITDP), Clean Air Asia, Walk21 Foundation, mitra pembangunan, LSM dan berbagai pemangku kepentingan di seluruh Indonesia.
Latar belakang
Indonesia berkomitmen untuk melakukan dekarbonisasi pada sektor transportasi sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim. Urbanisasi yang pesat dan pertumbuhan ekonomi telah meningkatkan penggunaan kendaraan, sehingga berkontribusi terhadap tingginya tingkat polusi udara dan emisi karbon. Negara ini sedang menjajaki solusi mobilitas berkelanjutan, dengan fokus pada mobilitas aktif dan mobilitas listrik untuk meningkatkan kelayakan hidup perkotaan dan kelestarian lingkungan.
Lokakarya ini memiliki dua komponen utama:
- Mobilitas Listrik dan Gender: Didanai oleh Kementerian Federal untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ), komponen ini berfokus pada memastikan transisi transisi gender ke mobilitas listrik.
- Gerakan Aktif: Komponen ini didanai oleh Kementerian Infrastruktur dan Pengelolaan Air Belanda sebagai bagian dari proyek Alliance for Cycling and Walking of the International Vitality and Empowerment (ACTIVE). Active Project telah mengadakan lokakarya serupa di seluruh dunia, termasuk di India, Ghana, Rwanda, Kolombia dan Thailand.
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Kalbar gelar rapat penanganan karhutla
URTF menyediakan $2 juta untuk Proyek Ketahanan Iklim Nusantara
Menteri Pariwisata Sandhyaka Uno memberikan update mengenai proyek LRT Bali