Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Yasutoshi Nishimura mengatakan tenaga nuklir akan menjadi kunci keamanan energi Jepang karena negara itu menargetkan netralitas karbon.
“Saya pikir tenaga nuklir penting karena kami bekerja menuju netralitas karbon sambil memastikan keamanan energi,” kata Nishimura kepada Silvia Amaru dari CNBC di sela-sela KTT G20. Pertemuan para menteri di Indonesia pada hari Sabtu.
Tenaga nuklir sering digambarkan sebagai Pilihan penting untuk dekarbonisasi. Pada bulan Mei, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengumumkan bahwa negara itu akan mengambil langkah-langkah untuk memulai kembali pembangkit listrik tenaga nuklir yang terhenti dalam upaya untuk menstabilkan pasokan energi dan harga.
Nishimura menambahkan bahwa Jepang telah mengamankan 10 pabrik untuk diaktifkan kembali dan sedang bekerja untuk mengaktifkan kembali tujuh pabrik lainnya mulai tahun depan. Menteri menekankan pentingnya keselamatan saat mengakui kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi 2011, ketika gempa bumi dan tsunami menyebabkan bencana nuklir terburuk di dunia sejak Chernobyl pada 1986.
“Harga gas alam dan harga energi meningkat secara internasional … pasar energi ketat,” kata Nishimura. Raksasa energi Rusia Gazprom mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya akan menghentikan tanpa batas aliran gas ke Eropa melalui pipa gas Nord Stream 1, dengan alasan perlunya perbaikan tambahan.
“Jika Jepang mengaktifkan kembali satu pembangkit nuklir, itu akan menghasilkan energi senilai satu juta ton, memungkinkan Jepang untuk memiliki energi yang aman dan berpotensi mandiri,” tambah Nishimura.
Jepang saat ini bergantung pada impor untuk 94% dari catu dayanya.
Plafon harga minyak Rusia
Ketika ditanya tentang pagu harga, Nishimura mengatakan dia menyeimbangkan beberapa pertimbangan:
“Kami ingin mempertimbangkan pembentukan pasar minyak mentah yang stabil, serta pasokan dan keamanan impor minyak mentah yang stabil ke Jepang, dan dengan pemikiran itu, kami terus bekerja sama dengan negara-negara G7.”
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian