JAKARTA (ANTARA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendesak Panel Gabungan Independen Pencari Fakta Insiden Kanjuruhan (DGIPF) untuk menyelesaikan penyelidikannya dalam waktu satu bulan setelah bencana di Stadion Kanjuruhan, Jawa Timur, 1 Oktober, setelah pertandingan sepak bola. cocok.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfut MD selaku Ketua TGIPF untuk peristiwa Ganjuruhan mengatakan, tujuan tersebut telah disampaikan Jokowi saat berkunjung ke Istana Presiden, Selasa.
“Presiden Jokowi mendesak DGIPF untuk menyelesaikan temuan dalam waktu sebulan. Masalah besar sudah disepakati dan detail kecil perlu kita jelaskan,” kata Mahfut di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Menhub menyoroti beberapa aspek yang perlu diusut terkait detail kejadian yang sejauh ini dipastikan telah menelan sedikitnya 125 korban jiwa.
Dia menyoroti keputusan untuk memulai turnamen pada malam hari, meskipun ada saran untuk menggeser turnamen ke sore atau malam hari.
“Kita kaji siapa yang memberi komando, siapa yang mengubah jadwal dan lain-lain. Itu membutuhkan kerja banyak pihak, termasuk jaringan bisnis, periklanan dan lain-lain,” katanya.
Mahfut mencatat, sebelum mulai bekerja, Presiden Jokowi akan menerbitkan Perpres sebagai payung hukum dan dasar kerja TGIPF atas peristiwa Kanjuruhan tersebut.
“(Ini) karena masing-masing lembaga punya pansus sendiri. Karena itu, satgas kita masuk dalam Keppres. Menpora dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) juga sudah membentuk pansus sendiri. Presiden ,” kata Mahfut.
Dikatakannya, TGIPF atas peristiwa Kanjuruhan akan menggelar pertemuan perdana pada Selasa malam dengan beberapa agenda, antara lain memahami amanat Perpres, memetakan dan mengidentifikasi masalah, berbagi tugas dan mencari hasil.
“Kita harus bagi-bagi tugas. Ada yang ke FIFA, polisi, lapangan dan lain-lain. Ada juga yang belajar hukum dan peraturan. Kita bagi-bagi tugas,” ujarnya.
Sebelumnya, Mahfut mengumumkan bahwa Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali akan memimpin TGIPF untuk insiden Ganjuruhan sebagai wakil ketua tim.
Rombongan beranggotakan 13 orang yang terdiri dari perwakilan akademisi seperti Renald Ghazali dari Universitas Indonesia, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Sumariando, Akmal Marhali selaku koordinator Save Our Soccer dan Anton Sanjoyo mewakili jurnalis olahraga Kompas.
Berita Terkait: 33 anak tewas dalam tragedi Kanjuruhan: Kementerian
Berita Terkait: Desak Kanjuruhan: Menteri Mahfud Sebut Anggota Tim Pencari Fakta
Berita Terkait: Kemenkes sudah finalisasi jumlah korban Kanjuruhan
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi