Tanzania: Presiden Indonesia Joko Widodo telah tiba di Tanzania untuk memulai kunjungan pertamanya yang diharapkan dapat membuka pintu bagi kedua negara di bidang sosial dan ekonomi.
Kunjungan tersebut dijadwalkan bertujuan untuk meningkatkan kerja sama investasi, kerja sama kesehatan, kerja sama pembangunan, dan pertukaran pandangan mengenai isu-isu penting regional dan global.
Selain itu, perdagangan, perikanan, pendidikan, ekonomi biru, pariwisata dan migrasi telah dialokasikan sebagai sektor prioritas untuk kerjasama yang saling menguntungkan untuk dibahas.
Ini adalah kunjungan pertama Presiden Widodo ke Tanzania dan benua tersebut, yang tujuan utamanya adalah memperkuat hubungan dengan negara tersebut.
Kunjungan terakhir presiden Indonesia ke Tanzania terjadi 32 tahun lalu pada bulan Desember 1991.
Presiden Widodo mengatakan melalui akun Twitter-nya, “Ini adalah kunjungan pertama saya ke kawasan Afrika, yang bertujuan untuk memperkuat solidaritas antar negara-negara Global Selatan.”
Selain Tanzania, ia juga akan mengunjungi Kenya, Mozambik, dan Afrika Selatan. Indonesia mempunyai hubungan sejarah yang panjang dengan benua tersebut.
Ia mengatakan, Indonesia dan Afrika memiliki hubungan sejarah yang panjang, yang terlihat pada sejumlah momen besar dalam sejarah.
Negara ini merupakan penggagas dan tuan rumah Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Negara ini juga berperan penting dalam lahirnya Gerakan Non-Blok saat itu.
Dalam konferensi pers yang diadakan di Dar es Salaam kemarin, Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Afrika Timur, Dr. Sturgemina Tax, mengatakan bahwa Tanzania dan Indonesia memiliki hubungan bilateral yang erat di sektor pertanian, dan kunjungan ini akan meningkatkan kemitraan dalam bidang pertanian. bidang teknologi modern dan produksi benih yang lebih baik sehingga diperoleh pasar yang terjamin bagi para petani.
“Ini merupakan kelanjutan,” kata Dr. Tax. “Pada tahun 1996, Indonesia mendirikan Pusat Pelatihan Petani Pertanian dan Pedesaan (FARTC) di Makindu, Morogoro, tempat para ahli pertanian Indonesia memberikan pelatihan kepada petani Tanzania.”
Menurutnya, hari ini kedua negara akan menandatangani nota kesepahaman kerja sama bilateral.
Pada tahun 2004, kedua negara menandatangani Nota Kesepahaman tentang pembentukan komite bersama, yang dikenal sebagai Komite Kerja Sama Pertanian Bersama Indonesia-Tanzania (JACC), yang berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kerja sama di sektor pertanian, seperti peningkatan kapasitas. melalui pelatihan dan penelitian bersama. dan memperluas akses pasar produk pertanian.
Ia menambahkan, kedua negara sedang merancang Gerakan Non-Blok agar lebih mudah saling membantu dalam banyak proyek.
Kunjungan tingkat tinggi ini bertujuan untuk membuka ruang lingkup kerja sama yang lebih besar antara Jakarta dan Dar es Salaam dalam hal mendorong investasi di industri perhotelan dan kerja sama di sektor pertanian, seperti peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan penelitian bersama serta memperluas akses pasar produk pertanian. menyusul terbentuknya Komite Kerjasama Pertanian Bersama (JAC) Indonesia-Tanzania.JACC), 2011.
Kunjungan ini akan menjelaskan lebih lanjut ekspresi ketertarikan pemerintah Indonesia dalam membentuk perjanjian perdagangan preferensial dengan Tanzania untuk meningkatkan perdagangan bilateral antara kedua negara.
Perjanjian perdagangan preferensial tersebut bertujuan untuk mengurangi hambatan perdagangan kepabeanan, yang diharapkan dapat mendorong perdagangan kedua negara, menurut sumber resmi di Jakarta baru-baru ini.
Dengan jumlah penduduk sebesar 270 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar bagi Tanzania jika ada upaya yang dilakukan untuk berinvestasi secara adil di negara raksasa ekonomi Asia Tenggara ini.
Indonesia merupakan pasar potensial bagi sebagian besar produk pertanian Tanzania.
Produk utama Tanzania yang diekspor ke Indonesia dalam tiga tahun terakhir adalah cengkeh, biji kakao, dan tembakau mentah.
Kunjungan satu hari Presiden Indonesia Joko Widodo diperkirakan akan memacu minat ekonomi Tanzania di kawasan Asia Tenggara menyusul upaya Tanzania untuk melakukan industrialisasi menjadi negara berpendapatan menengah dalam waktu dekat.
Berdasarkan database UN Comtrade, tahun lalu Tanzania mengekspor barang senilai 28,22 juta dollar AS ke Indonesia.
Ekspor utama adalah cengkeh ($39,7 juta), biji kakao ($7,89 juta), dan tembakau mentah ($7,89 juta).
Pada tahun yang sama, Indonesia mengekspor barang ke Tanzania senilai 74,73 juta dollar AS.
Impor utama adalah minyak sawit ($240 juta), asam stearat ($9,16 juta) dan kain sintetis lainnya ($8,03 juta).
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian