JAKARTA (Antara) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Yayasan Cintas Indonesia melakukan sensus macan tutul jawa (Panthera partus melas) di Pulau Jawa untuk mengetahui jumlah pasti satwa langka tersebut.
Dirjen Kementerian Sumber Daya Alam dan Konservasi Lingkungan Hidup Satyawan Budhyatmoko di Jakarta, Selasa, mengatakan survei tersebut merupakan titik awal penting dalam program pengelolaan satwa liar karena dapat memberikan data populasi kucing besar yang akurat.
“Data dasar (yang dikumpulkan dari survei) sangat penting untuk menyusun rencana konservasi,” kata Budyatmoko saat membuka acara Java Island-Wide Leopard Survey (JWLS) di Jakarta.
Data akurat mengenai jumlah dan lokasi macan tutul jawa akan memberikan gambaran sebenarnya tentang status saat ini dan membantu mengidentifikasi tantangan di setiap lanskap.
Survei akan dilakukan dengan menggunakan 600 kamera pengintai yang dipasang oleh delapan tim survei lapangan gabungan yang mencakup 1.160 stasiun pemantauan di 21 lanskap, termasuk 10 taman nasional, 24 cagar alam, dan 55 kawasan hutan.
Berita terkait: Deforestasi mendorong macan tutul jawa berkeliaran di pemukiman manusia
Kelompok ini diharapkan memperoleh informasi mengenai populasi macan tutul jawa dan preferensi mangsanya, serta keanekaragaman hayati darat dan sebarannya di seluruh habitat satwa liar yang tersisa di Pulau Jawa.
Data yang dikumpulkan akan digunakan untuk memperbarui dokumen Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Macan Tutul Jawa.
Macan tutul jawa merupakan hewan asli Pulau Jawa, dan terdaftar sebagai spesies terancam punah dalam Daftar Merah IUCN.
Yayasan Cintas Indonesia memperkirakan setidaknya terdapat 319 ekor macan tutul jawa di alam liar.
Berita Terkait: Macan Tutul Jawa Langka Terlihat di Taman Nasional Bromo Semeru
Berita Terkait: Puluhan Macan Tutul Jawa Ditemukan Hidup di Pulau Nusakambangan
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Kalbar gelar rapat penanganan karhutla
URTF menyediakan $2 juta untuk Proyek Ketahanan Iklim Nusantara
Menteri Pariwisata Sandhyaka Uno memberikan update mengenai proyek LRT Bali