POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Studi menunjukkan kota-kota pesisir Asia tenggelam dengan cepat

Studi menunjukkan kota-kota pesisir Asia tenggelam dengan cepat

Ibukota Indonesia, Jakarta, juga tenggelam lebih dari 20 mm di tahun-tahun puncaknya. – foto shutterstock

Sabtu, 24 September 2022 08:09 MST

Sebuah studi baru melaporkan bahwa kota-kota pesisir yang luas di Asia Selatan dan Tenggara tenggelam lebih cepat daripada di tempat lain di dunia, membuat puluhan juta orang lebih rentan terhadap naiknya permukaan laut.

Urbanisasi yang cepat telah menyebabkan kota-kota ini sangat bergantung pada air tanah untuk melayani populasi mereka yang terus bertambah, menurut penelitian oleh Nanyang Technological University (NTU) Singapura, yang diterbitkan di Nature Sustainability minggu lalu.

“Ini menempatkan kota-kota yang mengalami penurunan tanah lokal yang cepat pada risiko yang lebih besar dari bahaya pesisir daripada yang sudah ada karena kenaikan permukaan laut yang disebabkan oleh iklim,” kata studi tersebut.

Pusat perkotaan terpadat dan pusat bisnis utama Vietnam, Kota Ho Chi Minh, tenggelam dengan laju 16,2 mm (0,6 in) per tahun, melampaui survei studi data satelit dari 48 kota pesisir besar di seluruh dunia.

Pelabuhan Chittagong di Bangladesh selatan berada di urutan kedua dalam daftar, dengan kota Ahmedabad di India barat, ibu kota Indonesia Jakarta dan pusat komersial Myanmar Yangon tenggelam lebih dari 20 mm pada tahun-tahun puncak.

Studi tersebut mengatakan, “Banyak dari kota-kota pesisir yang miring dengan cepat ini berkembang pesat menjadi kota-kota besar, di mana … permintaan yang tinggi untuk mengekstraksi dan memuat air tanah dari struktur bangunan yang dibangun dengan padat, berkontribusi pada penurunan tanah setempat.”

Kota-kota yang tenggelam itu sendiri bukanlah akibat dari perubahan iklim, tetapi para peneliti mengatakan pekerjaan mereka akan memberikan gambaran yang lebih baik tentang bagaimana fenomena tersebut akan “menggandakan efek dari kenaikan permukaan laut yang disebabkan oleh iklim”.

READ  Seperempat kasus COVID baru adalah sub-variabel Omicron BA.2

Lebih dari satu miliar orang akan tinggal di kota-kota pesisir dengan risiko kenaikan permukaan laut pada tahun 2050, menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB.

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim mengatakan permukaan laut global bisa naik hingga 60 sentimeter (24 inci) pada akhir abad ini bahkan jika emisi gas rumah kaca turun tajam. – Studio ETX