Faisalabad: Indonesia dan Pakistan harus mempercepat kerja sama bilateral dan upaya penelitian untuk memanfaatkan pasar kosmetik Halal yang berkembang pesat, yang pangsanya meningkat pesat setiap tahun dan menciptakan sejumlah peluang investasi dengan prospek pertumbuhan masa depan yang sehat. Demikian disampaikan Duta Besar RI untuk Pakistan, Bapak Adam M.
Dubes Adam menjelaskan bahwa popularitas produk halal tidak terbatas pada negara-negara Islam saja, tetapi juga menarik konsumen non-Muslim dengan standar kualitas tinggi dan metode sertifikasi yang didukung oleh kesadaran konsumen yang tinggi akan produk yang sehat dan ramah lingkungan. Dia mengatakan bahwa pasar kosmetik halal global diperkirakan akan tumbuh dari $33,3 miliar pada tahun 2021 menjadi $77,34 miliar pada tahun 2028 dengan tingkat pertumbuhan 12,75% antara tahun 2021-2028, sementara industri kosmetik halal di Indonesia diperkirakan akan tumbuh sekitar $4,19 miliar pada sekitar 8% per tahun. Hingga tahun 2025, dengan target menjadi pusat industri halal pada tahun 2024.
Utusan tersebut mengatakan bahwa pasar kosmetik halal global diperkirakan akan mencapai 83,76 miliar dolar AS pada tahun 2030 dengan tingkat pertumbuhan 12% dari tahun 2022 hingga 2030, dan ukuran pasar kosmetik dan produk perawatan pribadi di Indonesia sendiri akan mencapai sekitar 7 miliar AS. dolar pada tahun 2023.
Mengingat tren pasar yang positif, Duta Besar menekankan bahwa Indonesia dan Pakistan harus memperluas kerja sama dalam industri halal eksklusif ini karena kedua negara terletak di kawasan Asia-Pasifik, yang merupakan rumah bagi sekitar 62,1% populasi Muslim dunia.
Ia juga menyoroti jamu tradisional Indonesia yang dikenal sebagai jamu dan metode penyembuhan alami lainnya yang dianggap sebagai cara alami asli untuk mengobati penyakit dan menjaga kecantikan. “Bahan alami yang penting untuk kesehatan sangat melimpah di Indonesia karena keanekaragaman hayatinya yang kaya dan perlu dieksplorasi lebih jauh untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak, dan saya perhatikan bahwa Pakistan juga memiliki banyak potensi untuk pengembangan obat herbal tradisional karena kita dapat melihat popularitas obat Unani. sini,” tambah utusan itu.
Duta Besar mendesak sektor korporasi untuk bergerak maju dan mendukung kegiatan penelitian di mana universitas dapat bertindak sebagai inkubator dan menciptakan kontak yang bermanfaat antara Indonesia dan Pakistan untuk mempromosikan sektor kosmetik halal yang penting secara ekonomi dan obat-obatan herbal tradisional.
Berbicara pada kesempatan tersebut, Bapak Hyder Amin, Ketua Universitas Faisalabad, mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu produsen dan konsumen produk halal terbaik di dunia dengan pasar produk halal yang berkembang dengan baik. Beliau mengucapkan terima kasih atas partisipasi Dubes RI dan menekankan perlunya lebih memperkuat kerjasama penelitian antara Indonesia dan Pakistan di bidang halal.
Dalam sambutan singkatnya, Dr Tanzila Khalid mengatakan bahwa TUF menyelenggarakan konferensi untuk memperluas pendekatan profesional dalam mempromosikan produk perawatan kulit dan kesehatan dengan partisipasi dari 40 profesional internasional dan 300 peserta online dari berbagai negara. Dia menambahkan bahwa konferensi ini akan berfungsi sebagai platform untuk memasarkan keterampilan riset untuk memenuhi kebutuhan industri dan untuk mencerahkan pengetahuan tentang praktik terbaik di sektor perawatan kulit dan kosmetik halal yang sedang berkembang.
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian
Ekonomi perawatan di Indonesia