TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandyaka Uno membenarkannya Labuan Bajo Kita harus lebih siap untuk KTT Internasional G20 mendatang pada tahun 2022. Produk tersebut tidak diganggu atas permintaan UNESCO Heritage Committee yang meminta pemerintah menghentikan sementara proyek infrastruktur di dalam dan sekitar Taman Nasional Komodo.
“Labuan Bajo dipilih sebagai tempat acara sepihak. Sebelumnya sudah diputuskan di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bahwa kita harus fokus dan melakukan itu,” katanya dalam pertemuan itu, Senin, 3 Agustus 2021.
Sebelumnya, UNESCO telah menyerukan penangguhan proyek infrastruktur di Taman Nasional Komodo dan beberapa pulau di Labuan Pajo karena akan berdampak pada outstanding global value (OUV). Penangguhan tersebut menunggu pengajuan International Environmental Impact Assessment (AMDL) oleh pemerintah, yang akan ditinjau oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Sandiaka mengatakan dia meminta dokumen pertemuan atau risalah pertemuan UNESCO. Ia ingin melihat detail permintaan UNESCO kepada pemerintah Indonesia, termasuk soal rating OUV. Sandiaga akan membahas rencana strategis dan menghitung kerugian investasi jika rencana tersebut ditangguhkan.
Selain itu, Sandiyaga akan mengevaluasi kembali isu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDL) bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sandiaga menjamin pembangunan Labuan Bajo akan mengutamakan kelestarian lingkungan.
“Pada akhirnya tujuannya adalah untuk mengelola Taman Nasional Komodo dengan hati-hati agar keanekaragaman hayati dan ekosistemnya tidak terganggu, tetapi akan disiapkan sistem perjalanan yang bertujuan untuk memperbaiki kebalikannya. Labuan Bajo Tempat super prioritas,” kata Sandia Uno.
Baca juga: Menpar Tanggapi Kekhawatiran UNESCO tentang Taman Komodo
Francisco Christie Rosanna | Maudi Q. செத்தியகுசுமா
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi