Kuala Lumpur (Bernama): Malaysia siap untuk mengadakan pembicaraan di tingkat politik dan teknis dengan Indonesia untuk saling pengakuan sertifikat vaksinasi, melalui aplikasi pemantauan di masing-masing negara – MySejahtera (Malaysia) dan PeduliLindungi (Indonesia).
Menteri Luar Negeri Datuk Saifuddin Abdullah mengatakan pengakuan timbal balik atas sertifikat akan berkontribusi pada pembukaan kembali perbatasan yang lambat dan merangsang kegiatan ekonomi dan perdagangan antara kedua belah pihak.
“Malaysia juga menyambut baik usulan kedua belah pihak untuk menerbitkan travel bubble seperti Reciprocal Green Lane (RGL), Travel Corridor Arrangements (TCA) dan Vaccinated Travel Lane (VTL),” katanya kepada media seusai bertemu dengan Menlu Retno. Marsudi di Jakarta, Senin (18 Oktober).
Saifuddin saat ini berada di Jakarta untuk kunjungan empat hari mulai Minggu (17 Oktober), yang pertama sejak kembali menjadi menteri luar negeri pada 30 Agustus.
“Saat ini travel bubble dapat memprioritaskan perjalanan lintas batas untuk tugas resmi dan komersial, dan perlahan-lahan membuka ke bidang lain seperti pendidikan, pariwisata dan sosial,” katanya.
Dalam pertemuannya dengan Retno, Saifuddin juga menyampaikan keinginan Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaqoub untuk segera melakukan kunjungan resmi pengukuhannya ke Indonesia.
Kunjungan tersebut akan memberikan kesempatan bagi para pemimpin kedua negara untuk membuka jalan bagi kerja sama antara pemerintah Malaysia yang baru dan presiden Indonesia.
Dia mengatakan, Malaysia berharap dapat menandatangani nota kesepahaman antara kedua belah pihak di bidang pendidikan selama kunjungan Perdana Menteri Malaysia ke Indonesia.
Terkait perekrutan tenaga kerja Indonesia termasuk pembantu rumah tangga, Saifuddin yakin kedua belah pihak akan dapat menyelesaikan “Memorandum of Understanding Rekrutmen, Pekerjaan dan Pemulangan Tenaga Kerja Asing” dan “Memorandum of Understanding Tentang Ketenagakerjaan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia”. Pekerja Rumah Tangga di Malaysia”.
Terkait buruh migran Indonesia yang tidak terdaftar di Malaysia, dia mengatakan Malaysia mengapresiasi Indonesia atas komitmen dan kerjasamanya dalam memfasilitasi pemulangan mereka.
Ia mengatakan, “Malaysia berharap WNI di Malaysia mendapatkan manfaat dari Program Rekalibrasi Kepulangan (PRP) dan Program Rekalibrasi Tenaga Kerja (PRTK) yang kini diperpanjang hingga akhir tahun 2021 untuk pulang secara sukarela atau bekerja secara legal di Malaysia.
Saifuddin mengatakan Malaysia akan terus bekerja sama dengan Indonesia untuk memastikan bahwa anak-anak pekerja migran Indonesia memiliki akses pendidikan, termasuk melalui pendirian pusat pendidikan alternatif seperti Sekolah Ekspatriat, Community Learning Center (CLC) dan Pusat Pendidikan Humana.” — Bernama
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian