JAKARTA, 27 Maret – Sabah dan Sarawak akan diuntungkan dengan keputusan Indonesia memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan, yang diperkirakan akan dimulai pada kuartal pertama tahun 2024.
Hal itu terungkap dalam briefing yang diberikan oleh Kamar Dagang Indonesia (Kaden) Jakarta saat sesi meja bundar dengan Menteri di Departemen Perdana Menteri (Sabah dan Sarawak Affairs) Datuk Seri Maximus Onggili dan Menteri di Departemen Perdana Menteri (Ekonomi) Datuk Seri Mustofa. Muhammad.
“Pergeseran ibu kota Indonesia ini diharapkan memiliki dampak ekonomi dan pembangunan tidak langsung yang akan meluas ke Sabah dan Sarawak melalui ekonomi perbatasan,” kata Ongkele.
Sidang tersebut juga dihadiri oleh Adlan Muhammad Shafiq, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia.
Kadin adalah organisasi kamar dan asosiasi bisnis Indonesia yang komprehensif yang berfokus pada semua hal yang berkaitan dengan perdagangan, industri, dan jasa nasional dan internasional.
Dengan 34 kamar regional dan 524 cabang, ini adalah satu-satunya organisasi bisnis nasional yang telah diamanatkan oleh otoritas Indonesia untuk berbicara atas nama perusahaan swasta, berhubungan dengan pejabat pemerintah dan mencakup semua sektor terkait.
Ongkele, yang memimpin delegasi Malaysia dalam kunjungan resmi selama seminggu ke Indonesia, membenarkan bahwa Kaden telah bekerja dalam beberapa hal dengan pemerintah Malaysia untuk meningkatkan hubungan bilateral dan ekonomi.
Dia mengatakan ada kebutuhan untuk mengembangkan infrastruktur yang lebih baik serta menciptakan pengawasan keamanan yang lebih baik seperti membangun kompleks bea cukai, imigrasi, karantina dan keamanan di semua titik masuk di sepanjang perbatasan Kalimantan-Sabah dan Sarawak.
Ia menambahkan, Sabah dan Sarawak harus memanfaatkan peluang yang ada mengingat kedekatan kedua negara dengan ibu kota negara baru di Indonesia.
“Kerja sama bilateral antara Malaysia dan Indonesia sudah berlangsung lama, namun masih ada ruang untuk perbaikan,” katanya.
Ongkeli dan delegasinya dijadwalkan bertemu dengan pejabat senior di Indonesia untuk membahas berbagai hal, terutama yang berkaitan dengan hubungan bilateral, ekonomi, dan masalah internasional lainnya.
Rombongan delegasi termasuk Sabah, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pengembangan Industri, Datuk Joachim Gonsalam, dan Wakil Perdana Menteri Sarawak, Wakil Kepala Negara untuk Perdagangan Internasional, Industri dan Investasi, Datuk Amar Awang Tenga Ali Hassan.
Menggambarkan kunjungan selama seminggu sebagai “tepat waktu dan strategis,” kata Ongkele, tim bertujuan untuk mendapatkan informasi langsung tentang lokasi ibu kota Indonesia yang baru dan potensi dampaknya terhadap ekonomi perbatasan antara Kalimantan, Sabah dan Sarawak.
“Kami juga berharap kunjungan ini dapat mempererat hubungan kedua negara yang sudah terjalin, sehingga ke depan kita dapat bekerja sama secara erat secara ekonomi, sosial dan politik,” ujarnya. – program
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian