Ahmad Fanani (Jakarta Post)
Premium
Jakarta ●
Rabu, 24 Mei 2023
“Darurat tembakau Indonesia”, “perokok pribumi”, “surga industri tembakau” dan atribut lain yang menunjukkan keadaan darurat yang luar biasa telah dicanangkan selama lebih dari satu dekade, tetapi tahun demi tahun, rezim, presiden dan menteri berganti, semuanya tetap ada sama. .
Ketika konsumsi tembakau global menurun, Indonesia menjadi sedikit berantakan. Survei Tembakau Dewasa Global (GATS) 2021 menunjukkan peningkatan jumlah perokok sejak 2011. Dalam 10 tahun, jumlah perokok meningkat sedikitnya 8 juta orang atau setara dengan 1,3 kali penduduk Singapura.
Bagi remaja dan anak-anak, keadaan tidak begitu menggembirakan. Temuan survei nasional yang dilakukan oleh Indonesia Institute for Social Development (IISD) bekerja sama dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IPM) terhadap pelajar di 175 kabupaten dan kota pada akhir tahun 2022 menunjukkan bahwa 10,67 persen responden adalah perokok aktif dan 27,6 persen. persen. Dia mengaku pernah mencoba merokok. Yang lebih memprihatinkan lagi, berdasarkan data, lebih dari 10 persen pelajar perokok dilaporkan mulai merokok sebelum usia 10 tahun.
Baca cerita lengkapnya
BERLANGGANAN SEKARANG
Dari Rp 55.500/bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- E-Post adalah koran digital harian
- Tidak ada iklan, tidak ada gangguan
- Akses eksklusif ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Atau biarkan Google mengelola langganan Anda
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi