Inforial (The Jakarta Post)
Jakarta
Selasa, 14 Juni 2022
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Regency, CEO Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou) Chen Xueo (Ketua Chen) mendarat dengan jet pribadi di Cologne, Sulawesi Tengah. Chairman Sen didampingi CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddy mengunjungi lokasi Proyek Smelter Blok Pomalaa. Mereka juga bertemu dengan Cola Regent Ahmed Safe sebelum melanjutkan tur mereka.
Selama dua hari dari tanggal 8-9 Juni, Ketua Sen dan Pepriani mengunjungi lokasi proyek, termasuk pelabuhan, area pertambangan, dan lokasi rencana High Pressure Acid Leak (HPAL). Dalam kunjungan tersebut, Vale Indonesia dan Huawei menegaskan kembali komitmen dan solidaritas mereka dalam melaksanakan proyek tersebut, dengan CEO Vale Febriany menekankan bahwa proyek di Pomalaa “tidak direncanakan” tetapi “berhasil”.
“Setelah mengunjungi blok Pomalaa, Huayou yakin bahwa berinvestasi di Pomalaa adalah keputusan yang tepat dan proyek itu akan berjalan baik untuk Huayou. [of the project]Huayou harus bekerja dengan Vale dalam masalah sosial dan komunikasi dan menerapkan tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan (ESG) dengan tegas, ”kata VP Huayou Gao Baojun.
Kesepakatan antara Vail Indonesia dengan perusahaan asal China itu diresmikan melalui Structural Cooperation Agreement (FCA) yang ditandatangani pada 27 April 2022. Berdasarkan perjanjian tersebut, Huayou akan membangun pabrik HPAL dengan teknologi dan organisasi yang canggih ketika Vale Indonesia membangunnya. Nikel ditambang dalam bentuk bijih limonit dan bijih saprolit kadar rendah. HPAL di Pompeii diperkirakan memiliki kapasitas produksi 120.000 metrik ton nikel per tahun.
Proyek di blok Pomalaa merupakan salah satu dari dua proyek baja Sulawesi di bawah Vale Indonesia. Vail saat ini mengoperasikan pabrik penambangan dan pemurnian nikel terintegrasi di Sorovako, Sulawesi Selatan, Indonesia. Telah beroperasi selama 53 tahun dan menghasilkan emisi karbon per ton nikel terendah di Indonesia.
. (./.)
Vale Indonesia telah berjanji untuk tidak menggunakan batu bara untuk memasok listrik ke smelter barunya. Vale Indonesia bekerja sama dengan Huawei untuk mengurangi emisi karbon di wilayah tersebut dalam mencari sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, dengan rencana untuk mengubah bahan bakar fosil di Sorovako menjadi tenaga air.
“Kami menghargai mitra kami yang mematuhi agenda rendah karbon kami untuk menghindari penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara. FCA ini merupakan bukti komitmen kami terhadap sustainability yang sangat penting bagi PT Vale,” ujar Febriany. Upacara Penandatanganan.
“Kami melihat hubungan yang baik antara Velu dan masyarakat sekitar, yang melegakan bagi Huawei,” kata Chairman Sen.
Ahmed Safei dari Kabupaten Kolhapur juga berjanji bahwa pemerintah Kabupaten Kolhapur akan membantu Vail Indonesia dalam yurisdiksinya. “Kami berharap PT Vale segera menyelesaikan proyek tersebut. Dengan adanya pabrik ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan mengurangi pengangguran dan kemiskinan,” ujarnya.
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi