Perusahaan memberi nasihat kepada International Finance Corporation tentang semua aspek investasi pertamanya dalam penerbitan green bond dan social bond lima tahun senilai $500 juta dari PT Bank BTPN Tbk. Investasi tersebut mendukung tujuan pembiayaan lingkungan dan sosial dari kedua lembaga.
BTPN, anak perusahaan raksasa perbankan Jepang SMBC, akan menggunakan dana yang terkumpul melalui penerbitan ini untuk mengembangkan portofolio berkelanjutannya dengan mendanai proyek-proyek yang mendukung energi terbarukan, efisiensi energi, pertanian cerdas iklim, serta konstruksi dan mobilitas berkelanjutan. Setidaknya 50% dari usaha kecil, menengah atau mikro dimiliki oleh perempuan.
Pinsent Masons dipimpin oleh partner James Harris dan termasuk Tony Nicholson dan Keo Lo.
James Harris berkata: “Keterkaitan hijau dan sosial adalah inisiatif penting untuk mendorong penyerapan produk keuangan baru yang menargetkan perubahan iklim dan kebaikan sosial. Hal ini terutama berlaku di negara-negara seperti Indonesia, yang memiliki ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Kesepakatan ini sangat kuat contoh bagaimana penerbitan Obligasi substantif dapat menjadi pendorong yang kuat untuk mendorong pertumbuhan pasar modal dan berkontribusi pada target nol bersih.”
Investasi dari International Finance Corporation, anggota Grup Bank Dunia, akan mendukung tujuan pertumbuhan hijau Indonesia, sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia berdasarkan Perjanjian Paris. Obligasi tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek hijau, antara lain energi terbarukan, efisiensi energi, bangunan hijau, dan transportasi bersih. Ini akan membantu menjembatani kesenjangan pendanaan untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, dan diharapkan menghasilkan pengurangan total emisi gas rumah kaca yang diproyeksikan setara dengan 137.326 ton karbon dioksida setiap tahunnya.
Pinsent Masons baru-baru ini memberi nasihat kepada International Finance Corporation tentang sejumlah transaksi pembiayaan yang berdampak secara historis di seluruh kawasan Asia Pasifik, termasuk investasinya dalam penerbitan obligasi hijau pertama di Mongolia.
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian