POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Indonesia mungkin menjadi negara berpenghasilan tinggi dalam beberapa tahun: Pandjaitan

Indonesia mungkin menjadi negara berpenghasilan tinggi dalam beberapa tahun: Pandjaitan

JAKARTA (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut P.

Menurut Pandjitan, pada tahun 2045 kontribusi sektor maritim terhadap perekonomian nasional akan meningkat dua kali lipat dan akan terus meningkat.

Membuka Forum Negara Kepulauan dan Kepulauan (AIS) di Jakarta, Selasa, dia mengatakan melihat tren saat ini, dia yakin Indonesia akan menjadi negara berpendapatan tinggi dalam 10 tahun.

Ia menambahkan, jika hal ini terus berlanjut, dalam tiga dekade mendatang Indonesia bisa menjadi negara maju.

Ia menjelaskan, salah satu hasil laut yang bisa dikembangkan adalah budidaya rumput laut yang sedang diupayakan di Buleleng, Bali.

Pengembangan rumput laut menjadi penting karena dapat berfungsi sebagai biofuel, pupuk, dan pangan. Itu juga dapat membersihkan laut dan menangkap emisi karbon.

Apalagi Indonesia memiliki lebih dari 200 spesies rumput laut, namun baru tiga spesies yang dikembangkan saat ini.

Menurut Pandjaitan, di sinilah para pengusaha di sektor offshore dan offshore bisa berperan penting.

Sebab, mereka dapat berperan sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi di sektor biru, menciptakan lapangan kerja baru, serta berkontribusi terhadap pendapatan dan kesejahteraan penduduk pesisir.

Selain itu, untuk mencapai tujuan ini, sistem inovasi dan investasi yang menguntungkan harus dibangun di sektor biru.

Sedangkan salah satu topik utama yang dibahas dalam AIS Forum adalah sampah plastik di laut. Dalam tiga tahun ke depan, kata Panjitan, Indonesia akan mengolah sekitar 30.000 ton sampah per hari.

Menurut Menkeu, ini merupakan langkah yang tidak biasa dilakukan Indonesia untuk membuang sampah plastik yang masuk ke laut.

Hal ini akan menempatkan Indonesia di garda terdepan dalam upaya pembersihan laut. Dia menjelaskan, selama ini negara berhasil mengurangi volume sampah plastik yang masuk ke laut hingga 27 persen.

READ  Awan Menggantung Pekerja Migran Indonesia di Arab Saudi Saat Virus Corona Mengganggu Haji

Selain itu, 600.000 hektar hutan bakau juga sedang direstorasi, dimana 400.000 hektar telah ditanami kembali.

Ini adalah contoh yang baik untuk negara-negara kepulauan, terutama negara-negara Pasifik yang mungkin terkena dampak pemanasan global 1,5°C, yang mengakibatkan kenaikan permukaan laut.

Berita terkait: presiden minta Kementerian Perikanan hilirisasi rumput laut
Berita terkait: Pemerintah memulai proyek percontohan budidaya rumput laut di Wakatobi tahun ini

Diterjemahkan oleh: Maria CGB, Fazli Rahman
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © Antara 2023