PT PAL, perusahaan pembuat kapal milik negara, telah menerima pesanan dua Kapal Pendarat (LPD) dari Departemen Keamanan Nasional (DND).
Perusahaan dan pemerintah Filipina menandatangani perjanjian jual beli pada 24 Juni di Manila.
Chief Marketing Officer PT PAL Indonesia Willgo Zainar mengatakan ini merupakan kali kedua PT PAL Indonesia menerima pesanan kapal perang dari Filipina.
“Kami bangga bisa berkontribusi untuk keamanan negara-negara ASEAN. Kami juga memuji Filipina yang memilih PT PAL untuk kedua kalinya untuk menyediakan peralatan keamanan maritim, ”katanya.
Dikatakannya, perusahaan terdesak untuk membangun dua kapal perang karena pemerintah Filipina puas dengan pengoperasian dua landing dock strategic lift ship (SSV) yang disediakan PT PAL beberapa tahun lalu.
“Selain kualitas produk yang sangat baik, salah satu perwakilan Filipina yang berkunjung ke PT PAL Indonesia beberapa waktu lalu juga menyatakan puas dengan layanan purna jual yang kami berikan,” ujarnya.
Zainer mengatakan orde kedua pemerintah Filipina menunjukkan bahwa kepercayaan pasar global terhadap kapasitas korporasi dan daya beli peralatan keamanan meningkat.
“Itu hanya menjadi perhatian kami saat itu. Ini adalah bagian dari ID Pertahanan PT PAL (bagian dari Departemen Pertahanan yang dikelola pemerintah), yang berupaya untuk masuk ke dalam 50 besar industri pertahanan global, ”katanya.
Selain itu, perusahaan juga diakui memiliki teknologi pengelasan terbaik, terbukti dari zero-defect forecast yang diperoleh untuk pengembangan joint venture kapal selam TNI AL KRI Alugoro-405.
Sedangkan dermaga pendaratan yang saat ini dipesan oleh pemerintah Filipina akan dibangun di Surabaya.
Kapal-kapal tersebut direncanakan memiliki panjang 123 meter (m), tinggi 21 m, berat 7.200 ton dan memiliki daya tahan pelayaran 30 hari. (PNA)
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi