POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Pertamina berperan penting dalam dekarbonisasi dan konversi energi

Pertamina berperan penting dalam dekarbonisasi dan konversi energi

JAKARTA (ANTARA) – Pertamina berupaya menjaga dan memperkuat ketahanan energi nasional Indonesia, serta mendukung dekarbonisasi melalui operasi yang ramah lingkungan.

“Tahun lalu, kami sangat bangga Pertamina berhasil menurunkan emisi karbon di operasional kami hingga 29 persen,” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Niki Vidyawati.

Berbicara dalam acara Paviliun Indonesia Forum Ekonomi Dunia di Davos pada Rabu (18/1), Pertamina kini menempati peringkat kedua dalam sub-cluster minyak dan gas terintegrasi global dalam hal kinerja ESG untuk menang. Perusahaan.

Menurut Vidyawati, Indonesia memiliki peran yang sangat signifikan dalam dekarbonisasi dan transisi energi.

Dalam kaitan itu, kata dia, Pertamina memiliki cetak biru dan infrastruktur untuk mendukung pemerintah Indonesia memenuhi target emisi nasional.

“Kami adalah solusi berbasis alam berbiaya rendah terbesar kedua,” kata Vidyavathy, yang juga menjabat sebagai ketua B20-TF ESC selama G20 tahun 2022.

Untuk mendukung dekarbonisasi dan transisi energi, PT Pertamina (Persero) menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan internasional, antara lain Foxconn, CATL, LG Energy Solutions, Chevron, ExxonMobil, Mitsubishi, dan Jobex.

Vidyawati lebih lanjut mencatat bahwa Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan CO2 sekitar 400 gigaton di reservoir utamanya dan merupakan produsen terbesar komoditas penting untuk transisi energi, termasuk nikel.

Dengan potensi tersebut, kata Vidyawati, PT Pertamina (Persero) sangat yakin Indonesia dapat berpartisipasi dalam dekarbonisasi dan transisi energi yang signifikan.

Berita Terkait: Tidak boleh ada yang tertinggal selama transisi energi: Pertamina

Selain itu, Vidyavathy menyoroti tiga prioritas Satuan Tugas Energi, Keberlanjutan, dan Iklim Bisnis 20 (B20-TF ESC) yang membutuhkan kemitraan global untuk mempercepat proyek rendah karbon pada masalah energi, keberlanjutan, dan iklim.

Prioritasnya meliputi percepatan penggunaan energi berkelanjutan, memastikan transisi energi yang adil dan terjangkau, serta mendorong ketahanan energi.

Kelompok Kerja menyatakan bahwa ketiga prioritas ini harus diupayakan melalui kerja sama yang luas antara negara berkembang dan negara maju.

Satgas tersebut telah mencapai 36 perjanjian kemitraan yang melibatkan 11 negara dengan potensi nilai proyek sebesar USD 11,5 miliar.

Berita Terkait: Pertamina menyeimbangkan keamanan dalam konversi energi, net zero push