POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Perbaikan Govit-19, infeksi dapat menyebabkan penyakit lokal

Kementerian Kesehatan menyebut beberapa indikator pengendalian infeksi COVID-19 terus menunjukkan peningkatan.

“Ini adalah hasil kerja sama kolektif kita untuk mengendalikan epidemi, memutus mata rantai penularan Pemerintah-19 dan mengakhiri era Pemerintah-19.” Dikatakan Dalam keterangannya, Minggu, 27 Februari, Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk vaksin Pemerintah-19, dr City Nadia Darmisi M. epit.

Pada hari Sabtu, 26 Februari 2022, nomor Di rumah sakit Pada Jumat, 25 Februari, jumlah pasien turun dari 37 persen menjadi 36 persen. Kasus yang dikonfirmasi setiap hari turun lagi 46.643 Suatu hari, dari pos Jumat 49.477 Per hari. Artinya, jumlah kasus terkonfirmasi selama dua hari berturut-turut lebih rendah dari jumlah puncak pasien delta pada Juli 2021. 56.757 Per hari.

Selain itu, tingkat positif turun menjadi 17,93 persen pada hari Jumat dari 19,94 persen pada hari sebelumnya. Jumlah sampel yang diuji masih tinggi, mencapai 484.532 tes pada hari Jumat. Tidak ada provinsi di Indonesia yang mencatat peningkatan lebih dari 10.000 kasus.

Saat terus memantau beberapa indikator untuk penanganan Sebaran InternasionalPemerintah melakukan upaya untuk mengurangi jumlah kasus, termasuk mempercepat dan memperluas cakupan vaksin.

Kementerian Kesehatan juga telah mengurangi kesenjangan untuk pengiriman ketiga Vaksin Atau Perangsang Dosis untuk orang tua dan populasi umum di atas 18 hingga tiga bulan setelah menerima vaksin utama.

“Kita tahu bahwa pasien dengan gejala paling parah dan mereka yang berisiko kematian tidak divaksinasi lengkap atau belum divaksinasi. Memiliki riwayat infeksi dengan orang tua meningkatkan risiko gejala akut dan kematian infeksi COVID-19. kata Dharma.

READ  Kementerian meningkatkan kesadaran tentang Undang-Undang Buruh Migran melalui seni

Sabtu, 26 Februari pukul 18:00 WIB, 190.672.288 Atau 91.55 Persentase penduduk Indonesia yang menerima dosis pertama, dan 143.774.691 Atau 69,03 persen Orang-orang telah menerima dosis kedua. 9.809.490 Atau 4.71 Persentase populasi termotivasi.