Penyakit Parkinson: Pensiunan lebih sering bepergian setelah menantang Afrika

Seorang pensiunan yang mengidap penyakit Parkinson “berencana untuk melakukan perjalanan lebih sering” setelah berkendara sejauh 18.000 mil (28.968 kilometer) melintasi Afrika.

Guy Deacon telah menulis buku baru tentang perjalanannya dari Dorset ke Cape Town, dan peluncurannya bertepatan dengan Hari Parkinson Sedunia.

Mantan kolonel Angkatan Darat, dari Sherborne, melakukan perjalanan melalui 25 negara dengan truknya selama tiga tahun.

Sebuah film dokumenter Channel 4 yang melacak perjalanan Deacon akan dirilis akhir tahun ini.

Dia berkata bahwa dia terinspirasi untuk menerima tantangan ini dari sebuah buku yang dia terima saat di sekolah, yang menceritakan tentang Land Rover yang melintasi gurun sementara matahari terbenam di sampulnya – yang mendorongnya untuk berpikir, “Inilah yang ingin saya lakukan ketika saya tumbuh dewasa.”

Pak Deacon yang mengalami kelesuan dan pegal-pegal, mengaku selama perjalanan kesehatannya sempat memprihatinkan.

Dia menderita lima patah tulang, saat meminum 3.650 pil resep untuk membantu mengelola penyakit Parkinson stadium tiga – yang didiagnosisnya pada tahun 2011.

Tujuan dari perjalanan ini adalah untuk menunjukkan kepada orang-orang dengan penyakit Parkinson bahwa “mereka tidak harus menyerah, mereka tidak perlu berhenti melakukan apa yang ingin mereka lakukan, mereka tidak perlu menyerah pada impian mereka, dan walaupun keadaannya lebih sulit, mereka masih bisa “Melakukannya”. “, Dia berkata.

“Mereka mungkin sangat membutuhkan bantuan, namun mereka tetap harus berusaha sekuat tenaga untuk terus melakukan sesuatu karena sangat mudah untuk menyerah.”

Tantangan ini terhenti oleh pandemi COVID-19 yang memaksa pemerintah Inggris melakukan evakuasi dari Sierra Leone pada Maret 2020.

Ia kembali ke Afrika Barat dua tahun setelah harus menunda tantangan tersebut, dan kondisinya semakin memburuk.

“Periode dua tahun itu adalah waktu yang cukup bagi saya untuk menyadari perbedaannya, karena saya kembali melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan sebelumnya dan menyadari bahwa itu jauh lebih sulit,” katanya.

Mengenai rencana masa depan, Deacon mengatakan dia punya “dua pilihan” – baik “tidak melakukan apa pun dan secara bertahap mundur ke dalam ketiadaan” atau “mencoba keluar dan berjalan-jalan dan melakukan apa yang ingin Anda lakukan.”

Dia menambahkan: “Saya masih punya rencana untuk lebih sering bepergian… karena saya suka melakukannya, dan selama saya punya waktu dan bantuan, dan saya tidak terburu-buru, dan saya tidak terlalu stres, itu saja.” Mungkin – mengapa saya tidak mencoba melakukannya?