POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Pengungsi Rohingya mencapai pantai Indonesia dengan kedatangan perahu baru-baru ini |  Berita Rohingya

Pengungsi Rohingya mencapai pantai Indonesia dengan kedatangan perahu baru-baru ini | Berita Rohingya

Para pejabat mengatakan lebih dari 100 pengungsi Rohingya, termasuk perempuan dan anak-anak, telah mendarat di provinsi barat Indonesia, namun penduduk setempat mengancam akan mendorong mereka kembali ke laut.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan pada hari Sabtu bahwa ratusan pengungsi Muslim dari Myanmar terdampar di dua kapal lagi yang kandas di Laut Andaman.

Kedatangan terbaru ini terjadi setelah lebih dari 1.000 pengungsi Rohingya mendarat di provinsi Aceh bulan lalu, yang merupakan gelombang pengungsi Rohingya terbesar yang mencapai Indonesia sejak tahun 2015.

Kelompok terakhir Rohingya mendarat di pantai Le Meuli di Pulau Sabang sebelum fajar pada hari Sabtu, kata Mifta Kat Ade, ketua komunitas nelayan di Aceh.

“Mereka kebanyakan perempuan dan anak-anak, mereka berada pada posisi rentan,” ujarnya.

Konvensi PBB tentang Pengungsi tahun 1951 Negara ini belum menandatangani perjanjian tersebut, namun memiliki sejarah menerima pengungsi ketika mereka tiba di wilayah negara tersebut.

Hampir satu juta warga Rohingya tinggal di kamp pengungsi di Cox’s Bazar, dekat perbatasan Bangladesh dengan Myanmar, setelah melarikan diri dari tindakan keras militer di Myanmar pada tahun 2017.

Ribuan dari mereka mempertaruhkan nyawa setiap tahunnya dalam perjalanan laut yang panjang dan mahal, seringkali dengan kapal kecil yang berangkat dari Bangladesh, untuk mencoba mencapai Malaysia atau Indonesia.

Remaja Rohingya berusia 19 tahun, yang bernama Teluwarsa, mengatakan kelompok tersebut meninggalkan Bangladesh pada awal November dan menghabiskan lebih dari 20 hari dalam kondisi berbahaya di laut.

“Kami datang ke sini dengan satu perahu. Laut sangat berbahaya,” kata Deluvarza seraya menambahkan bahwa ia “senang” bisa mendarat di Indonesia.

UNHCR meminta negara-negara di sekitar Laut Andaman untuk “menggunakan seluruh kapasitas pencarian dan penyelamatan mereka dengan cepat”, dan mengatakan bahwa dua kapal lainnya, yang dikatakan mengalami kerusakan mesin, “bergerak tanpa tujuan”.

“UNHCR khawatir makanan dan air akan habis dan ada risiko jatuhnya korban jiwa jika masyarakat tidak diselamatkan dan dievakuasi dengan aman dalam beberapa hari mendatang,” kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.