Tempo.co, Jakarta – Seorang analis politik berpendapat bahwa penggunaan bahasa Inggris dalam debat capres dan cawapres di Indonesia dapat melemahkan kualitas demokrasi dan disalahartikan sebagai alat untuk merendahkan bahasa Indonesia.
Usulan penggunaan bahasa asing menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap esensi perdebatan, kata Rico Novientoro, peneliti di Institute for Policy and Local Partnership Development (IDP-LP).
Ia mengatakan, pada Jumat, 8 Desember 2023, debat tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat melihat pemahaman mendalam para kontestan terhadap permasalahan bangsa dan solusinya, bukan untuk menunjukkan kemampuan bahasa Inggris pasangan tersebut.
Menurut media lokal, ide tersebut baru-baru ini diajukan oleh politikus senior Partai Gerindra sekaligus Ketua Panitia Kampanye Pasangan Prabowo-Kibran untuk jalur kampanye Sumbar, Andre Rosiade.
Rosiat beralasan, usulannya untuk menggunakan bahasa Inggris dalam debat tersebut dibenarkan untuk menunjukkan kemampuan para kandidat dalam memahami isu geopolitik terkini dan berkomunikasi dengan para pemimpin dunia.
Menurut Noviantoro, usulan penggantian bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris sebagai bahasa nasional dalam debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga akan mengikis jati diri negara.
Dia mengatakan, KPU menyelenggarakan debat capres dan cawapres untuk warga Indonesia, bukan asing.
Sebelumnya diberitakan ANTARA, KPU akan menggelar debat capres dan cawapres sebanyak lima putaran jelang Pilpres 2024. Putaran pertama dan kedua akan dilaksanakan pada 12 Desember dan 22 Desember 2023.
Sedangkan putaran ketiga dan keempat akan dilaksanakan pada 7 Januari dan 14 Januari 2024, sedangkan putaran kelima akan dilaksanakan pada 4 Februari 2024.
KPU juga menetapkan masa kampanye pemilu presiden pada 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, sedangkan pemilu presiden dan parlemen dilaksanakan pada 14 Februari 2024.
Tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden akan bersaing di Pilpres: Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Basvedan dan Iskandar masuk nominasi dengan dukungan Partai Nastem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Ummat.
Subianto dan Raka mendapat dukungan dari Partai Gerindra dan partai koalisi antara lain Kolkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, dan Partai Kelora.
Pranovo dan Mahfut mendapat dukungan dari Partai Demokrasi Indonesia (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan, Partai Berindo, dan Partai Hanura.
Antara
Seleksi Guru: KPU didesak melibatkan masyarakat dalam daftar pertanyaan debat capres
klik disini Dapatkan update berita terkini dari Tempo di Google News
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi