… Bagaimana kita bisa bersaing?
Jakarta (Antara) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pemerintah tetap teguh dalam meningkatkan aspek-aspek penting, seperti membangun infrastruktur dan meningkatkan daya saing Indonesia meski berada di tengah kondisi global yang sangat menantang.
“Meskipun dalam kondisi sulit, kami tetap teguh untuk terus meningkatkan aspek-aspek dasar, (seperti) infrastruktur, karena itu adalah fondasi kami, dalam jangka menengah dan panjang (pembangunan nasional),” katanya di sini, Kamis.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam Laporan Economic Outlook United Overseas Bank (UOB) 2023 yang juga dihadiri Menko Perekonomian Erlanga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, serta pejabat terkait lainnya.
Dikatakannya, upaya peningkatan daya saing bangsa dilakukan melalui pembangunan infrastruktur komunikasi, seperti jalan, bandara, pelabuhan, dan pembangkit listrik.
Berita terkait: Sekitar 19,9 juta orang Indonesia menerima bantuan tunai langsung: Jokowi
“Kalau kita mau bersaing dengan negara lain, tapi kita tidak punya (infrastruktur untuk komunikasi) (atau) penyediaan infrastruktur kita tidak cukup, bagaimana kita bisa bersaing?” tanya presiden.
Dia menyatakan, pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing dengan melakukan pemurnian sumber daya alam dan menghentikan ekspor bahan baku.
Jokowi mencontohkan, pemerintah secara bertahap mulai menghentikan ekspor bahan mentah seperti nikel. Nantinya, ekspor timah dan tembaga mentah juga akan dihentikan.
Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Rabu (28 September 2022), Presiden memutuskan untuk menghentikan impor aspal pada 2024, karena daerah tersebut memiliki sumber daya aspal yang melimpah sebesar 662 juta ton.
Berita terkait: Tidak ada lagi impor aspal pada 2024: Presiden Jokowi
“Kenapa masih impor aspal? (Menurut) data yang saya dapat, (jumlah aspal yang diimpor) hampir lima juta ton per tahun,” kata Jokowi.
Presiden juga mengatakan, pihaknya akan meningkatkan infrastruktur di sektor pangan dan energi, sehingga Indonesia dapat mencapai ketahanan dua komoditas strategis tersebut.
B30 (biodiesel 30, yang mengandung 30 persen biofuel yang terbuat dari minyak sawit dan 70 persen solar), B40 (biodiesel 40, yang mengandung 40 persen biofuel yang terbuat dari minyak sawit) dikembangkan kelapa sawit dan 60 persen solar), sehingga kita dapat menikmati kuat keamanan energi.”
Berita terkait: Tidak ada konversi LPG ke kompor induksi tahun ini: Menteri
Berita terkait: Indonesia mencatat tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara anggota G20: Jokowi
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian
Ekonomi perawatan di Indonesia