JAKARTA (Antara) – Pemerintah mengalokasikan Rp 90 triliun dari total anggaran kesehatan tahun 2024 untuk rencana transformasi kesehatan, kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kunta Wipawa Dasanukraha.
“Anggaran tersebut akan digunakan Kementerian Kesehatan untuk membiayai enam pilar transformasi kesehatan,” ujarnya usai menghadiri rapat RAPBN 2024 dan nota keuangan pada rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tahun 2023. -2024. Jakarta pada hari Rabu.
Dia mengatakan pemerintah berencana untuk menghabiskan 186,4 triliun rupee dalam alokasi anggaran kesehatan secara keseluruhan pada tahun 2024. Dana ini akan disalurkan ke berbagai instansi dan lembaga terkait.
Bagian terbesar dari anggaran Rp90 triliun akan terserap untuk pilar pertama transformasi kesehatan, yaitu transformasi pelayanan primer, dengan fokus pada penyediaan pelayanan kesehatan dasar yang terstandar dan terintegrasi.
Kegiatan pilar pertama akan menargetkan pemerataan akses pelayanan kesehatan di 12 ribu Pusat Kesehatan Masyarakat (Buskesmas) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, kata Dasanukraha.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pihaknya akan melakukan beberapa program, antara lain penataan jaringan fasilitas kesehatan.
Kementerian akan menghidupkan kembali Posyandu dengan anggaran yang sesuai. Nantinya, Bosandus bisa dikendalikan oleh Kementerian Dalam Negeri atau Kementerian Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Relokasi, tambahnya.
Ia mengatakan, Posyandes tidak hanya melayani anak-anak dan ibu, tetapi juga remaja, dewasa, dan lanjut usia.
Dia mencatat bahwa kementerian secara bertahap mereformasi laboratorium kesehatan masyarakat mulai dari tingkat kota/kabupaten, provinsi dan nasional.
Selain pilar pertama, porsi terbesar anggaran transformasi kesehatan akan digunakan untuk mencapai pilar kedua, transformasi layanan rujukan, kata Dasanugiraha.
Dia mencatat bahwa perubahan ini akan mengatasi tiga penyebab utama kematian di Indonesia: penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Dicontohkannya, permasalahan yang dihadapi dalam pengobatan penyakit jantung antara lain belum meratanya distribusi rumah sakit yang memiliki layanan operasi bypass koroner.
Dari 34 provinsi, hanya 28 provinsi yang menjalani operasi bypass jantung, menurut data kementerian. Selain itu, hanya 22 dari 28 provinsi yang mampu melakukan operasi jantung terbuka.
Karena itu, kementerian menargetkan pada 2024 seluruh provinsi di Indonesia sudah melayani pasien penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo berpesan agar anggaran kesehatan tahun 2024 digunakan untuk mendorong pembangunan sektor farmasi yang tangguh dan berdaya saing, meningkatkan akses dan mutu pelayanan primer dan rujukan, serta menjamin tersedianya fasilitas kesehatan yang handal dari hulu ke hilir. dasar. , dan mendukung Skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat dan produktif, direncanakan anggaran kesehatan sebesar Rp186,4 triliun atau 5,6 persen dari APBN,” ujarnya.
Presiden juga menegaskan, alokasi anggaran ini harus digunakan untuk mempercepat perlambatan pertumbuhan 14 persen pada 2024 dengan memperluas cakupan seluruh kabupaten/kota di Indonesia dengan memperkuat koordinasi berbagai lembaga.
Berita terkait: Menteri meminta dukungan KTKI untuk meningkatkan akses layanan kesehatan
Berita terkait: Pelayanan kesehatan perlu keterlibatan multipihak: Menteri
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi