Dio Suhenda (Jakarta Post)
Premium
Jakarta ●
Senin, 4 Juli 2022
Ketika negara itu bersiap untuk menghadapi pemilihan umum yang berpotensi menimbulkan polarisasi pada tahun 2024, lebih banyak yang harus dilakukan untuk mempromosikan toleransi dan melindungi ideologi nasional panchasheela, kata para pemikir Muslim terkemuka.
Selama seminar yang diadakan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di Jakarta pada hari Rabu, intelektual Muslim Azyumardi Azra menyatakan optimisme bahwa sebagian besar orang Indonesia akan berpegang teguh pada ideologi nasional, tetapi ia juga mencatat “tantangan” baru-baru ini. , ia melihat melemahnya nilai-nilai Panchasila tertentu pada khususnya.
“Kebanyakan, sekarang ciri-ciri Panchasheela hanya basa-basi. Jika kita bandingkan situasi saat ini dengan yang dipraktikkan pada masa Puya Syafi, ada perbedaan besar,” kata Asyumardi.
Baca cerita lengkapnya
BERLANGGANAN SEKARANG
Mulai dari Rp 55.500/bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- E-Post adalah surat kabar digital harian
- Tidak ada iklan, tidak ada interupsi
- Akses eksklusif ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Atau biarkan Google mengelola langganan Anda
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi