TEMPO.CODan Jakarta – Presiden Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan Indonesia diperkirakan akan menempati peringkat pertama ekonomi digital di Asia Tenggara pada tahun 2025.
“Dengan nilai transaksi digital mencapai 124 miliar dolar AS atau Rp 1.736 triliun,” kata Wimboh pada pembukaan bulan financial technology atau fintech nasional, Kamis, 11 November, seraya mengklaim proyeksi tersebut disuarakan oleh raksasa teknologi Google dan raksasa investasi Temasek. .
Menurut Wimboh, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam mengembangkan industri Fintech karena jumlah penduduknya yang besar yaitu 272 juta jiwa yang tersebar di 17.000 pulau, dimana hampir 137 juta diantaranya merupakan usia kerja.
Hingga 175 juta orang atau 65,3 persen dari populasi memiliki akses ke Internet. Pada tahun 2020, 129 juta orang Indonesia menggunakan e-commerce dengan nilai transaksi sebesar 266 triliun rupiah.
Saat ini, Indonesia menempati urutan keempat setelah China, Jepang, dan Amerika Serikat dalam hal jumlah orang yang melakukan transaksi online melalui situs e-commerce.
Potensi ekonomi Indonesia yang tinggi mendorong banyak bermunculan pelaku start-up yang mencakup berbagai bidang, seperti teknologi kesehatan, teknologi pertanian, pendidikan, dan financial technology.
Ketua OJK menyimpulkan bahwa “pesatnya perkembangan inovasi teknologi di sektor keuangan tidak terlepas dari keseimbangan kebijakan yang mendukung kebutuhan masyarakat dan perkembangan industri keuangan serta mendukung perlindungan konsumen dan penegakan hukum.”
Baca: Jokowi: Indonesia bisa jadi ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada 2030
Muhammad Hendarto
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian