POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Menyelaraskan peraturan tantangan utama bagi Indonesia untuk bergabung dalam OECD: Menteri

Menyelaraskan peraturan tantangan utama bagi Indonesia untuk bergabung dalam OECD: Menteri

JAKARTA (ANTARA) – Sinkronisasi berbagai peraturan dengan standar yang ditetapkan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menjadi tantangan utama dalam proses aksesi Indonesia, kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Tantangannya tentu saja membandingkan regulasi dengan best practice dan menyamakan persepsi semua kementerian, ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Airlangga mencatat, tantangan sinkronisasi kebijakan tidak hanya dihadapi oleh pemerintah pusat, tetapi juga oleh pemerintah daerah, yang nantinya juga akan terlibat dalam pelaksanaan harmonisasi peraturan tersebut.

Indonesia saat ini fokus menyiapkan memorandum awal untuk memenuhi kriteria dan persyaratan keanggotaan penuh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan. Memorandum tersebut akan menjadi alat bagi Indonesia untuk menyampaikan reformasi yang akan dilaksanakannya kepada dunia.

Nota kesepahaman awal mencakup 26 sektor, antara lain sektor keuangan dan ekonomi, antikorupsi, persaingan sehat, kebijakan konsumen, ekonomi digital, dan kebijakan teknologi.

Hartarto menjelaskan, dalam proses aksesi, Tim Percepatan Nasional OECD akan berupaya melibatkan seluruh pihak yang terkait dengan 26 sektor tersebut untuk menyelesaikan memorandum tersebut.

“Kami sudah menjadi anggota Financial Action Task Force (FATF), dan kami juga punya transparansi, misalnya (ditawarkan melalui) KNKG (Komite Nasional Kebijakan Governance),” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal OECD Matthias Cormann menyatakan bahwa proses aksesi OECD dapat membantu merancang momentum reformasi di masa depan.

Bergabung dengan OECD akan membantu melanjutkan transformasi positif perekonomian negara dan membantu meningkatkan pendapatan masyarakat dan standar hidup untuk mendukung tujuan Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045.

Corman menjelaskan, proses tersebut mencakup liberalisasi pembangunan, memfasilitasi perdagangan dan investasi, mendorong pembangunan infrastruktur baru, memastikan pendidikan berkualitas tinggi dan dapat diakses untuk lebih meningkatkan lingkungan bisnis Indonesia, dan mendorong transformasi digital.

READ  Penjelasan ekspektasi pertumbuhan tinggi pada kuartal kedua - Rabu, 2 Juni 2021

Berita Terkait: Indonesia mulai menyusun nota keanggotaan OECD
Berita terkait: OECD mendukung perbaikan iklim investasi di Indonesia: Menteri