POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Menteri Sosial Rismaharini memperkenalkan program PENA di OECD

Menteri Sosial Rismaharini memperkenalkan program PENA di OECD

Jakarta (Antara) – Menteri Sosial Tri Rismaharini memperkenalkan Nusantara Economic Champions Program (PENA) sebagai bagian dari upaya pemberdayaan Kementerian Sosial di Forum Internasional Organization for Economic Co-operation and Development (OECD).

Rismaharini mencontohkan gagasan PENA yang disimulasikan dari Program Ekonomi Surabaya tahun 2010 yang berhasil menurunkan angka kemiskinan di kota Surabaya saat menjadi walikota.

“Pendekatan (pemberdayaan ekonomi) ini telah direplikasi dan dimodifikasi untuk program nasional yang disebut program PENA,” kata Mensos dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (7/4).

Pada Forum Meja Bundar Tingkat Tinggi “Starting Asia: Chasing the Frontiers of Innovation – The Case of Indonesia” yang diselenggarakan secara daring oleh OECD-EU Development Center di Jakarta, Rabu (5/4), Menkeu menjelaskan bahwa PENA memberikan pelatihan dan kapasitas pendampingan bangunan Penerima manfaat dalam menciptakan kewirausahaan yang berkelanjutan bagi para pemula.

“Saat dimulai, angka kemiskinan di Surabaya mencapai 14 persen, dan sebuah langkah menuju (pencapaian) tonggak telah diambil. Untuk menjangkau hanya 86 perempuan dari daerah pinggiran kota Surabaya, kami memulai program Surabaya Economic Champions (PE) pada tahun 2010 ,” jelasnya.

Selama perjalanan selama satu dekade itu, jumlah peserta telah berkembang dari 86 menjadi 12.382 pada tahun 2020. Beberapa anggota grup telah menguasai keterampilan dan mencapai ketinggian baru sebagai jutawan dan miliarder.

Dengan demikian, angka kemiskinan turun drastis menjadi lima persen.

Mirip dengan PE, program PENA diulangi dan dimodifikasi oleh Kementerian Sosial selama kepemimpinannya.

PENA sebagai program kewirausahaan menyasar masyarakat miskin dan rentan penerima manfaat program bantuan sosial – Program Keluarga Harapan dan Program Sembako – dengan memberikan pelatihan dan pendampingan untuk pengembangan usaha yang berkelanjutan. Bedanya, bantuan modal ditambahkan yang disesuaikan dengan business plan atau usaha penerima manfaat.

READ  Peningkatan Kapasitas dalam Ekonomi Sirkular: Perjalanan Kerjasama Indonesia dan Jepang melalui Indonesia Sustainable Development Goals Academy

“Tahun lalu, kami mulai dengan 5.209 keluarga dan kami berencana untuk memperluas lebih lanjut menjadi 7.500 keluarga tahun ini,” kata menteri.

Penerima PENA diseleksi melalui serangkaian proses seleksi dengan kriteria tertentu, seperti kelompok usia produktif dan adanya startup. Kemudian rencana ide bisnis diajukan hingga diproses untuk seleksi. Jika diterima, penerima akan menerima manfaat penuh dari PENA, termasuk modal dan konsultasi bisnis.

“Semua penerima PENA mendapatkan akses ke sesi mingguan dengan mentor yang membantu mereka dalam pengembangan produk, pemasaran digital, dan manajemen keuangan,” katanya.

Berita terkait: Kementerian Sosialisasikan Program PENA untuk Pengentasan Kemiskinan

Selanjutnya, Kemensos mendorong pemberdayaan ekonomi inklusif dengan menyasar program PENA kepada penyandang disabilitas.

“Kalau penyandang disabilitas, tunawisma, pengemis dan kelompok jalanan lainnya bisa melakukannya, siapa pun bisa melakukannya. Saya kira semua orang bisa hidup lebih baik dan keluar dari kemiskinan,” tegasnya.

Sejak tahun 2016, Indonesia telah mendukung pengembangan startup melalui berbagai program, seperti dukungan inkubasi dan pendampingan pengembangan inovasi, dengan tujuan pembangunan yang komprehensif dan berkelanjutan.

Dalam hal ini, Direktur Pusat Pengembangan OECD Ragnheuer Ellen Arnadottir mengatakan bahwa OECD menempatkan Indonesia pada urutan teratas dalam agenda pembangunannya.

“Kami menyadari setelah melihat interpretasi inovasi (pemerintah Indonesia) bahwa pembentukan kewirausahaan adalah kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaja Ono yang sekaligus hadir dalam forum tersebut menyatakan peran pemerintah Indonesia, Kementerian Sosial, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam mengembangkan startup tidak hanya membawa dampak ekonomi, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan lingkungan tambahan.

“Pemerintah sangat memperhatikan program-program start-up seperti advokasi, pelatihan dan promosi baik di dalam maupun luar negeri,” kata Ono.

READ  Indonesia dan Malaysia Sepakat Lawan "Diskriminasi" Kelapa Sawit - Ekonomi

Sementara itu, Duta Besar UE untuk Indonesia Vincent Piquet menyatakan bahwa contoh kondisi start-up di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Pada saat yang sama, pemerintah membuka peluang untuk meningkatkan pendapatan masyarakat miskin dengan menyediakan akses teknologi dan berbagai layanan.

“Agenda pertumbuhan yang baik di Indonesia untuk membantu percepatan pertumbuhan ekonomi,” kata Pak Sandiaga Ono, dan terima kasih kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini yang terus mendukung kewirausahaan bagi kelompok rentan dan difabel. sebagai contoh bagi negara lain dalam mendirikan unit usaha kecil dan start-up baru, agar masyarakat miskin menjadi berdaya dan mandiri.”

Annalisa Premi, Kepala Bidang Pembangunan dan Transisi Ekonomi Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan, memberikan apresiasi atas kiprah Menteri Rismaharini selama ini.

“Terima kasih Mensos Risma atas upaya tulus membentuk kewirausahaan kecil yang inklusif untuk membantu masyarakat miskin berkembang. Praktik baik yang bisa diikuti pemangku kepentingan lainnya,” ujar Annalisa.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, perwakilan organisasi dan lembaga nasional dan internasional serta perwakilan startup Indonesia lainnya.

Organization for Economic Co-operation and Development adalah organisasi internasional dari 38 negara maju yang berkantor pusat di Paris, Prancis, yang memiliki misi membentuk kebijakan yang mempromosikan kemakmuran, kesetaraan, peluang, dan kemakmuran untuk semua. Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan bermitra dengan beberapa negara, termasuk Indonesia. Sesi meja bundar membahas transformasi ekonomi di Asia yang mempersempit profil start-up di Asia.

Berita Terkait: Indonesia Dorong Perbaikan Ekonomi Biru sebagai Mesin Pertumbuhan Baru di ASEAN

Berita terkait: Muliani bertemu dengan Sekjen Organization for Economic Co-operation and Development di sela-sela agenda G20

Diterjemahkan oleh: Devi Nindy Sari, Cindy Frishanti Octavia
Editor: Yoni Arisaande Sinaga
Hak Cipta © Antara 2023

READ  Menparekraf mempromosikan pariwisata Indonesia di tiga wilayah pasar potensial