POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Menlu Marsudi mendorong maksimalisasi IK-CEPA

Menlu Marsudi mendorong maksimalisasi IK-CEPA

Jakarta (Antara) – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menekankan pentingnya pemanfaatan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) secara optimal guna meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara.

Pada pertemuan keempat Indonesia-Korea Joint Commission (JCM) dengan Menlu Park Jin di Seoul, Jumat, Menlu Retno menegaskan bahwa melalui IK-CEPA, kedua negara mencatatkan nilai perdagangan tertinggi sebesar US$24,53 miliar ( sekitar Rp66,6 miliar) tahun lalu.

Jumlah ini meningkat 33 persen dibandingkan nilai perdagangan bilateral Indonesia-Korea Selatan pada tahun 2021.

“Namun, kita masih memiliki banyak ruang untuk meningkatkan perdagangan, sehingga kita dapat mencapai target US$30 miliar (sekitar INR 48,4 triliun),” kata Menlu saat menyampaikan siaran pers daring terkait kunjungan bisnisnya ke Korea Selatan, Jumat. malam.

Sejak implementasi IK-CEPA awal tahun ini, lebih dari seribu sertifikat asal telah diterbitkan untuk tarif preferensial, dengan nilai perdagangan sebesar US$52,88 juta (sekitar Rs. 790,3 miliar).

Selain itu, Menlu menekankan pentingnya implementasi 18 proposal proyek yang diajukan Indonesia dalam kerangka IK-CEPA, yaitu di bidang pertanian, kesehatan, kebudayaan, konstruksi, perikanan, otomotif, semikonduktor dan teknologi informasi, yang dapat meningkatkan kapasitas produsen Indonesia untuk memenuhi standar dan meningkatkan kualitas produk di pasar Korea.

“Saya juga meminta dukungan Korea dalam percepatan digitalisasi industri manufaktur Indonesia guna meningkatkan kapasitas UMKM Indonesia,” ujarnya.

Berita terkait: MPR meminta Korsel menjamin penyelidikan IK-CEPA

Terkait kerja sama investasi, Marsudi berharap swasta Korea meningkatkan investasi di sektor-sektor strategis Indonesia, seperti industri baja, petrokimia, baterai kendaraan listrik, energi terbarukan, dan pengembangan ibu kota nusantara.

Menurut Marsudi, kerja sama investasi antara Indonesia dan Korea Selatan dapat berkontribusi untuk memperkuat rantai pasok global.

“Kami juga menyambut baik komitmen Korea untuk bekerja sama mengembangkan sistem transportasi Indonesia, antara lain studi kelayakan MRT Jakarta Fase 4 dan LRT Bali, pembukaan jalur udara Jeju ke Bali, dan modernisasi Pelabuhan Batam,” ujarnya.

Sementara itu, terkait kerja sama peningkatan people to people contact, Marsudi mendorong peningkatan target 300.000 wisatawan Korea ke Indonesia sejalan dengan penanganan wabah yang lebih baik.

“Dalam hal ini, saya menyambut baik percepatan proses pengajuan visa Korea, dari dua minggu menjadi tiga hari. Namun, saya juga menyarankan agar Korea memberikan status bebas visa kepada wisatawan Indonesia untuk kunjungan singkat,” ujarnya.

Dalam rangka kerja sama di bidang sumber daya manusia, Marsudi menyambut baik penambahan kuota 1.500 tenaga kerja Indonesia di sektor manufaktur di Korea.

Ia juga menyatakan optimisme bahwa Korea akan membuka sektor baru bagi tenaga kerja Indonesia, seperti perawat dan tukang las laut dalam.

“Saya mendorong kerja sama dalam mengembangkan kemampuan tenaga kerja Indonesia melalui e-learning, pendidikan vokasi dan seni terapan, serta membangun pusat TKI di Bekasi,” ujarnya.

Berita Terkait: IK-CEPA Bisa Angkat Perdagangan RI-Korsel Hingga 30 Miliar Dolar AS Pada 2022

Penyelenggaraan JCM kali ini spesial karena bertepatan dengan perayaan 50 tahun hubungan Indonesia dan Korea Selatan.

Dalam perjalanannya, kedua negara memiliki rencana aksi kemitraan strategis khusus antara Rotary International dan Korea Selatan untuk periode 2021-2025, dengan mekanisme catatan hasil untuk memantau implementasi berbagai program kerja sama.

Berdasarkan scorecard tahun 2021-2022, terdapat 60 kegiatan kerjasama di berbagai bidang yang berjalan dengan baik.

Namun, Indonesia menekankan perlunya memberikan perhatian khusus pada kerja sama di bidang TIK dan olahraga.

Indonesia juga menyoroti pentingnya kedua negara memperluas kerja sama pertahanan, termasuk melalui transfer teknologi.

“Saya tegaskan, kerjasama antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, seperti PT PINDAD, PT DI dan PT PAL dengan mitra di Korea perlu terus diperkuat,” tegasnya.

Berita terkait: IK-CEPA tingkatkan hubungan Indonesia-Korea Selatan: Wakil Menteri

Diterjemahkan oleh: Azis Kurmala, Yashinta D
Editor: Yoni Arisaande Sinaga
Hak Cipta © Antara 2023