JAKARTA – Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati pada hari Jumat meminta Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk tetap bersatu dan netral untuk menunjukkan dukungannya terhadap kerja sama dan kemajuan, sebagai cara untuk menghindari menjadi medan pertempuran untuk mendapatkan pengaruh di tengah persaingan kekuatan besar antar negara. Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia. .
Hal ini dapat dicapai dengan memperkuat kerja sama di sektor-sektor yang terus tumbuh seperti teknologi digital, sistem pembayaran lintas batas, keuangan berkelanjutan, transisi energi ramah lingkungan, dan mobil listrik, katanya kepada The Straits Times dalam sebuah wawancara.
Ia menambahkan, “ASEAN dapat menjadi ujian dalam kompetisi ini. Ini bisa dengan mudah menjadi medan perang untuk efek ini. “Jadi kita harus tetap bersatu dan memberi isyarat kepada dunia bahwa kita menyukainya dan kita akan terus bekerja sama demi perdamaian dan stabilitas untuk mencapai kemakmuran dan kemajuan di kawasan ASEAN,” ujarnya.
Sri Mulyani mencatat bahwa Amerika Serikat menderita akibat inflasi, Eropa terkena dampak serius akibat perang yang berkepanjangan di Ukraina, dan Tiongkok sedang berjuang untuk kembali tumbuh setelah menutup diri selama pandemi COVID-19.
Oleh karena itu, “Ini adalah saat yang tepat bagi ASEAN untuk mempertimbangkan pemulihan dan sumber pertumbuhan yang tangguh, mengingat lingkungan global yang masih lemah, tidak pasti, dan terfragmentasi.”
Pada KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Indonesia, pada bulan Mei, para pemimpin ASEAN menandatangani perjanjian pembayaran untuk meningkatkan hubungan pembayaran regional dan menggunakan transaksi mata uang lokal sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang stabil yang digunakan dalam perdagangan, seperti mata uang tunggal. Dolar Amerika.
Dr. Sri Mulyani memuji langkah ini sebagai “sangat baik dalam menciptakan fleksibilitas,” dan menambahkan, “Dengan menggunakan mata uang lokal (sarana) transaksi bisnis dan investasi dapat terus menjadi lebih mudah dan tidak terlalu rentan terhadap (pasar yang datang dengan) penggunaan mata uang dominan. mata uang.” Koin seperti dolar.
Kerjasama antara ASEAN dan Singapura
Sri Mulyani menyampaikan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, memahami bahwa setiap pembangunan yang dilakukan di negara ini akan memberikan manfaat bagi kawasan dan membuka pintu peluang.
“Adalah kepentingan seluruh ASEAN untuk ingin melihat Indonesia terus stabil dan tumbuh secara sehat dan berkelanjutan… karena kita adalah negara besar,” ujarnya.
Namun Indonesia yang besar saja tidak cukup. Hal ini menekankan bahwa Indonesia melakukan investasi pada sumber daya manusia dan infrastruktur serta berupaya memperbaiki iklim usaha. “Ini adalah bidang-bidang yang akan terus kami tingkatkan karena kami tahu bahwa kami tidak dapat menarik kegiatan ekonomi, investasi, dan perdagangan hanya karena besarnya perekonomian, jumlah penduduk, atau negara kami,” katanya.
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian