POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Masyarakat Indonesia melihat Amerika Serikat dan Tiongkok sebagai mitra ekonomi yang cocok untuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Masyarakat Indonesia melihat Amerika Serikat dan Tiongkok sebagai mitra ekonomi yang cocok untuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Jakarta. Banyak masyarakat Indonesia percaya bahwa Amerika Serikat dan Tiongkok adalah mitra yang cocok bagi ASEAN dalam bidang ekonomi, menurut sebuah penelitian baru-baru ini.

Kementerian Luar Negeri dan lembaga penelitian Litbang Kompass baru-baru ini melakukan survei terhadap ratusan masyarakat Indonesia mengenai pandangan mereka terhadap kepresidenan Jakarta di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Pertanyaannya juga mencakup siapa yang akan menjadi mitra terbaik bagi ASEAN untuk bekerja sama jika blok tersebut ingin mengembangkan kekuatan ekonominya dan menjadi pusat pertumbuhan baru. Pada hari Selasa, kementerian mengungkapkan beberapa kutipan dari survei tersebut. Hasil? Amerika Serikat dan Tiongkok telah menjadi pilihan pertama bagi masyarakat Indonesia yang harus bekerja sama dengan ASEAN secara ekonomi.

“Ini akan mencakup laporan lengkap [Indonesians’] Masyarakat Indonesia memandang tanggapan terhadap negara-negara mitra sebagai hal yang paling penting bagi ASEAN dalam hal ekonomi, politik, keamanan, sosial dan budaya. “Studi ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia merasa Amerika Serikat dan Tiongkok adalah mitra ekonomi yang cocok untuk ASEAN,” kata Edi Suharto, pejabat senior Kementerian Luar Negeri, pada konferensi hybrid di Jakarta, Selasa.

Responden survei mengatakan akan lebih baik bagi ASEAN untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam mengatasi masalah keamanan politik. Jepang juga menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia sebagai mitra terbaik ASEAN dalam membangun “rasa kebersamaan” dalam komunitas sosial dan budaya, menurut Eide.

Diplomat tersebut tidak merinci jumlah peserta yang memilih Washington dan Beijing sebagai mitra ekonomi paling strategis. Begitu pula dengan bidang kerja sama lainnya.

Namun data menunjukkan bahwa ASEAN memiliki ikatan ekonomi yang kuat dengan kedua negara rival tersebut. Menurut lembar fakta pemerintah AS, Amerika Serikat adalah sumber investasi asing langsung terbesar di Asia Tenggara. Lebih dari 6.200 perusahaan Amerika menyumbang rekor total perdagangan antara Amerika Serikat dan ASEAN sebesar $520,3 miliar pada tahun 2022.

Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang berbicara tentang booming perdagangan antara Tiongkok dan ASEAN saat menghadiri pertemuan puncak blok tersebut di Jakarta pada bulan September. Li mengatakan volume perdagangan antara Tiongkok dan ASEAN melebihi $970 miliar pada tahun lalu, lebih dari dua kali lipat volume perdagangan satu dekade lalu. Mereka juga telah menjadi mitra bisnis terbaik satu sama lain selama tiga tahun berturut-turut.

Tiongkok adalah bagian dari perjanjian perdagangan terbesar di dunia, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP). Kesepuluh negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), bersama dengan Australia, Jepang, Korea Selatan dan Selandia Baru, juga telah menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional. Perjanjian tersebut sebagian besar menghilangkan bea masuk atas barang-barang yang diperdagangkan antara para penandatangannya.

Tahun lalu, Presiden AS Joe Biden meluncurkan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF). Anggota awal forum ini mencakup tujuh negara dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam. IPEF bukanlah perjanjian perdagangan bebas pada umumnya, dan tidak mencakup negosiasi untuk mengurangi tarif. Namun, negara-negara anggota saat ini sedang merundingkan kerja sama di bidang perdagangan.

Pemaparan Eddy menggabungkan dua survei, yang pertama dilakukan pada akhir April menjelang KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo. Peristiwa kedua terjadi beberapa hari setelah KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada bulan September di Jakarta. Survei pertama diikuti sebanyak 502 orang, sedangkan survei kedua sebanyak 510 orang. Sekitar 70,7 persen responden pada survei pertama percaya bahwa ASEAN dapat menjadi pusat pertumbuhan.

Tag: Kata Kunci: