- Siliwung adalah sungai yang sangat tercemar yang mengalir dari Gunung Pangrango di Jawa Barat melalui kota Pokor sebelum berakhir di sebuah teluk di utara Jakarta, ibu kota Indonesia.
- Sejak tahun 2018, Walikota Bogor Bima Arya Sugiardo telah mengawal upaya rehabilitasi sungai yang dipenuhi sampah plastik dan bakteri fecal coliform yang berbahaya.
- Bogor adalah salah satu dari lebih dari 50 kota global yang berpartisipasi dalam Kota Cerdas Plastik yang diluncurkan oleh WWF untuk membantu menghilangkan plastik dari alam.
BOGOR, Indonesia — Pada usia 60 tahun, Siti Salama mulai melakukan perubahan pada rumah keluarganya di kota Bogor, selatan ibu kota Indonesia, Jakarta.
“Kami selalu membuang sampah dapur di sana,” kata Siti kepada Mongabay Indonesia di rumahnya. Saya mengumpulkan sampah plastik secara terpisah.
Perusahaan kota telah mendirikan unit pengomposan untuk sampah yang membusuk empat bulan lalu. Sebelumnya dia mengumpulkan semua sampah rumah tangganya dan membuangnya ke tempat pemulung, biasanya 2-5 kilogram (4,5-11 pon) sampah per minggu. Jumlah sampah yang tampaknya kecil ini ditambahkan pada tingkat populasi.
Data dari departemen lingkungan hidup kota menunjukkan bahwa Bogor, kota berpenduduk lebih dari satu juta jiwa, menghasilkan 2.742 meter kubik (96.833 kaki kubik) sampah setiap hari, jumlah sampah yang cukup untuk memenuhi kolam renang ukuran Olimpiade setiap hari. Sebagian besar berakhir di sungai-sungai yang mengalir melalui Bogor.
Mengelola sampah ini menyebabkan Pokor mengeluarkan biaya langsung hingga 24,1 miliar rupiah ($1,5 juta) per tahun, meskipun biaya tidak langsung lainnya bagi masyarakat yang berasal dari sampah rumah tangga dan komersial sulit untuk diukur.
Mulai tahun 2021, Bogor telah bergabung dengan lebih dari 50 kota di seluruh dunia dalam Kemitraan Kota Cerdas Plastik, yang diharapkan dapat mengatasi tumpukan sampah plastik yang menyumbat sungai dan meluapnya lahan kosong.
Itu Kota Cerdas Plastik Diluncurkan oleh WWF untuk mengurangi sampah plastik sebesar 30% sebelum tahun 2025. Ini adalah salah satu dari tiga pilar kampanye No Plastic in Nature WWF, yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan plastik, meningkatkan penggunaan kembali, dan menghilangkan keberadaannya di alam.
Selain meningkatkan risiko banjir dan kesehatan yang buruk, plastik masih kurang dipahami namun merupakan penyumbang signifikan terhadap perubahan iklim. Jika tidak ada tindakan yang diambil, diperkirakan hingga 13% emisi karbon global yang dianggarkan pada tahun 2050 disebabkan oleh produksi dan pembakaran plastik.
Memecahkan cetakan
Sebagian besar limbah Pokor telah menutup pintu air dan mencekik satwa liar di Sungai Siliwung, yang mengalir dari sumbernya di Gunung Bangrango melalui Pokor dan menuju Teluk Jakarta di pantai utara Jawa.
Riset Dilakukan di Chiliwung pada tahun 2011-2014 Bakteri koliform fekal dan koliform total ditemukan “sangat melebihi kriteria kualitas air di semua lokasi pengambilan sampel kecuali mata air Sungai Chiliwung”.
Pada tahun 2018, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiardo membentuk Satgas Naturalisasi Sungai Siliwung untuk mengawal pembersihan sungai tersebut. Tahun lalu mereka mengelola anggaran sekitar 1,5 miliar rupee ($950.000). Pemerintah kota telah membentuk tim penjangkauan untuk mengubah sikap mengenai pengelolaan sampah di masyarakat sepanjang 15 kilometer (9 mil) di Chiliwung yang melintasi wilayah administratif Bogor.
Puluhan petugas penjangkauan telah dikerahkan untuk menciptakan kesadaran tentang perubahan kebijakan di 48 lingkungan prioritas yang tersebar di beberapa wilayah di Pokur.
Yuta Sukama, salah satu petugas penjangkauan, mengatakan kepada Mongabay Indonesia bahwa dia yakin pekerjaan sosial dapat membawa perubahan yang berarti dalam keluarga.
Budi Lupis, ketua lingkungan Desa Sibulu, yang terletak di utara Bogor, mengatakan banyak keluarga yang lalai dalam pengelolaan sampah karena kurangnya sumber daya dan infrastruktur.
“Akan sangat sulit tanpa gugus tugas Chiliwung,” kata Budi Chiliwung sambil memungut sampah di tepi pantai.
Seperti banyak pemimpin lingkungan di Bogor, Budi bekerja dengan anggota masyarakat untuk menyelamatkan plastik dan mendapatkan penghasilan dengan menjual plastik bekas ke pendaur ulang.
“Warga di sini sebagian besar adalah penduduk perkotaan, sebagian besar sampahnya adalah plastik, sehingga bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan tunai bagi warga,” ujarnya.
Pejabat setempat mengatakan hampir 20.000 orang telah dilatih untuk memilah sampah di 48 lingkungan prioritas.
Fasilitas pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang sampah telah dibangun di Bogor sebagai bagian dari pembersihan kota, kata Ean Irawan Putra, ketua Satgas Siliwung. Tujuannya adalah mengolah plastik menjadi bahan baku daur ulang.
“Program percontohan ini disiapkan untuk mendorong tindakan lebih lanjut,” kata Ein Mongabe kepada Indonesia. “Karena pemerintah atau salah satu pihak saja tidak bisa mengelola sampah ini. Pihak lain juga harus bekerja sama untuk menciptakan solusi yang lebih baik,” ujarnya.
Para pejabat di Kota Bogor berharap ini akan menjadi ekonomi sirkular, dimana plastik bekas dapat dijual dan digunakan untuk keperluan produksi. Data Kantor Satgas Chiliwung menunjukkan hingga saat ini telah terkumpul sekitar 8 metrik ton plastik dari 48 kelurahan di Bogor.
Operasi plastik
Plastik bekas yang kini diambil Siti dari sampah rumah tangganya yang mudah rusak bisa dimanfaatkan oleh pengusaha ambisius seperti Thatsalli Digin Siyahidan atau Aidan.
Aidan mengatakan ia merasa terganggu melihat bagaimana sebagian besar produk konsumen dibuang, sehingga ia beralih ke inovasi untuk membantu mengatasi masalah tersebut. Ia mendirikan perusahaan konsultan yang menggunakan sampah plastik untuk membangun sumur bagi perusahaan air minum kemasan di distrik tetangga Sukabhumi. Dia mengatakan sumur retensi akan bertahan lebih lama dibandingkan sumur beton dan hingga saat ini tidak ada kontaminasi yang terdeteksi.
“Kami masih melakukan pemodelan dan pengujian, namun hasilnya sangat bagus sehingga aman digunakan,” kata Ayden. “Sangat menarik bahwa kita dapat mengatasi masalah limbah yang mencemari sungai dan menggunakannya untuk menghemat cadangan air.”
Sekembalinya ke Bogor, Siti terus memilah plastiknya dan membuang sisa makanan yang dihasilkan keluarganya ke bagian kompos rumah.
“Saya merasa cara pengolahan sampah ini memuaskan,” kata Chitti.
Gambar Spanduk: Petugas penjangkau memilah sampah di tempat pengolahan sampah di Kota Pokor, Jawa Barat. Foto oleh Tony Iqbal/Mongabai Indonesia.
Kisah ini dilaporkan dan pertama kali diterbitkan oleh tim Mongabay di Indonesia Di Sini pada kita situs indonesia Pada tanggal 18 Januari 2023.
Sebuah program di Indonesia membayar nelayan untuk mengumpulkan sampah plastik di laut
Mengutip:
Ratnaningsih, T., Nasushan, EL, Vardani, NT, Bidalokasari, OD, & Fauzi, R. (2019). Tren pencemaran air Sungai Chiliwung berdasarkan parameter kualitas air. Seri Konferensi IOP: Ilmu Bumi dan Lingkungan, 407(1) lakukan:10.1088/1755-1315/407/1/012006
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Kalbar gelar rapat penanganan karhutla
URTF menyediakan $2 juta untuk Proyek Ketahanan Iklim Nusantara
Menteri Pariwisata Sandhyaka Uno memberikan update mengenai proyek LRT Bali