Langkah tersebut bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku berbasis tambang guna mewujudkan pertumbuhan industri hilir berbasis mineral logam di dalam negeri.
JAKARTA (Antara) – Penurunan kualitas sumber daya alam berbasis mineral merupakan langkah nyata pemerintah untuk lebih memanfaatkan sumber daya alam berbasis mineral logam, kata Menteri Perindustrian Agus Kumiwang Kardasasmita.
“Langkah tersebut bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku berbasis pertambangan untuk mewujudkan tumbuhnya industri hilir berbasis mineral logam di dalam negeri,” kata Karthasasmita di Jakarta, Jumat.
Menkeu mencatat, dukungan diberikan untuk mendorong hilirisasi industri dalam meningkatkan nilai tambah bahan baku mineral dalam negeri dalam upaya memberikan nilai tambah lebih dari ekspor produk mineral dari pertambangan.
Berita Terkait: PMI manufaktur September mencapai tertinggi 8 bulan: Menteri
Bentuk dukungan tersebut antara lain dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian yang di dalamnya diterapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2015 tentang Sumber Daya Industri.
“Peraturan tersebut antara lain mengatur pemanfaatan sumber daya alam secara efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujarnya.
Selain itu, Kementerian melarang ekspor sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah industri, memperkuat struktur industri dalam negeri dan mengatur jaminan ketersediaan dan pasokan sumber daya alam bagi industri dalam negeri.
Karthasasmita memprediksi investasi smelter pengolahan nikel akan meningkat di tahun mendatang.
“Salah satu investasi baja yang diprediksi tumbuh paling besar di tahun-tahun mendatang adalah investasi pengolahan dan pemurnian nikel,” ujarnya.
Berita Terkait: Perubahan dapat mendorong industri otomotif dalam negeri: Menteri
Dia mencatat 82 smelter nikel dalam tahap operasional, konstruksi dan studi kelayakan atau perencanaan. Industri smelter akan melakukan proses transfer pengetahuan dengan mengirimkan pelatihan dan pendampingan kepada tenaga kerja Indonesia.
Banyak smelter yang bekerja sama dengan pendidikan industri, pusat pelatihan dan universitas untuk melatih dan mempersiapkan tenaga industri terampil, kata Kartasasmita.
Smelter dikatakan menghasilkan lebih banyak produk bernilai tambah daripada produk pertambangan. Oleh karena itu, ia menyimpulkan, diperlukan industri maju untuk mengolah produk dari smelter untuk menciptakan industri hulu hingga hilir untuk produk akhir, serta menghadirkan rantai pasok hulu hingga hilir yang lebih komprehensif.
Berita Terkait: Mendagri dukung transformasi industri jagung
Berita Terkait: Sektor Perkapalan Bantu Indonesia Bangun Poros Maritim: Menteri
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi