Korban tewas akibat gempa bumi di provinsi Jawa Barat di Indonesia telah meningkat menjadi 268, kata para pejabat Selasa, karena banyak dari korban tewas adalah anak-anak yang jatuh di bawah reruntuhan saat mereka pergi ke kelas sepulang sekolah.
Sekitar 151 orang masih hilang setelah gempa berkekuatan 5,6 pada Senin, yang berpusat di sebuah kota di Siangjur, kabupaten padat penduduk di Jawa Barat, kata badan penanggulangan bencana negara itu.
“Kami melakukan segala yang kami bisa untuk menemukan semua orang yang hilang,” kata kepala badan itu, Suhariento.
Lebih dari 1.000 orang terluka dan 58.000 mengungsi, katanya.
Panglima Angkatan Darat Jenderal Dutung Abdurachman, yang memimpin pasukan membersihkan puing-puing, mengatakan petugas penyelamat menemukan 14 mayat terkubur dalam tanah longsor yang dipicu gempa.
“Korban masih kami cari,” katanya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan banyak dari korban tewas adalah anak-anak yang tertimpa puing-puing yang berjatuhan saat mereka menuju pelajaran agama sepulang sekolah.
“Banyak anak meninggal saat belajar di madrasah. Selesai sholat dzuhur dan sekolah reguler, mereka masuk pelajaran agama,” kata Ridwan kepada Wakil Presiden Maruf Amin melalui video call.
Gempa bumi dengan magnitudo Senin terjadi di daerah itu setiap dua dekade sekali karena apa yang disebut jalur sesar Simandri di daerah itu, kata Dvikorita Karnavati, kepala Badan Meteorologi, Iklim dan Geofisika (BMKG).
Kepala Badan SAR Nasional, Henry Alfianti, mengatakan petugas penyelamat berjuang untuk mencapai desa-desa, beberapa terisolasi oleh tanah longsor dan jalan yang rusak.
“Ada banyak desa yang harus dijangkau,” kata Henry kepada wartawan, “Beberapa desa sudah dapat diakses, tetapi jalan rusak.”
Warga Cugenang yang paling terpukul Ishak Wahyudin, 36, mengatakan rumahnya rusak parah akibat gempa.
“Gempanya sangat kuat. Ketika itu terjadi, saya masih bekerja. Tapi ketika saya pulang, saya menemukan dinding rumah saya roboh,” ujarnya kepada BeritaBenar.
“Tapi alhamdulillah keluarga saya selamat karena langsung mengungsi,” kata Ishaq.
Ishaq mengatakan para penyintas membutuhkan obat-obatan dan makanan karena banyak dari mereka yang terluka.
Sementara itu, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengunjungi zona gempa dan meninjau daerah yang terkena dampak di Kabupaten Kukenang. Dia menyatakan “belasungkawa terdalam” dan berjanji bahwa pemerintah akan membantu membangun kembali rumah yang rusak.
“Namun yang terpenting, pembangunan rumah terdampak gempa ini harus mengikuti standar bangunan tahan gempa yang ditetapkan Kementerian Pekerjaan Umum,” kata Jokowi kepada wartawan.
“Masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor mungkin harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman,” kata Kepala BMKG Divikorita.
“BMKG sedang melakukan survei untuk mengetahui daerah mana yang relatif aman saat terjadi gempa,” katanya.
Sementara itu, Bupati Cianjur Herman Suherman mengimbau masyarakat untuk tetap tinggal di hunian sementara yang telah disiapkan pemerintah hingga yakin rumahnya aman.
“Apalagi pada malam hari, warga di daerah rawan… harus mengungsi ke tenda-tenda yang disiapkan di alam terbuka dekat pemukiman warga atau ke posko pengungsian di lapangan adat,” kata Herman dalam konferensi pers.
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi