Jakarta (ANTARA) – Negara-negara G20 saat ini sedang mengembangkan konsensus atau kesepakatan tentang keuangan berkelanjutan, kata Febrio Kacaribu, kepala badan kebijakan moneter kementerian keuangan.
Kakaribu menambahkan bahwa penerapan dana berkelanjutan akan terus berlanjut, bukan hanya karena epidemi, tetapi juga karena meningkatnya tantangan global yang saat ini muncul dari perang di Ukraina.
“Memang di G20 dan G7, dorongan untuk agenda keuangan berkelanjutan, dan lebih khusus lagi, transisi ke keuangan, semakin kuat,” katanya kepada CSIS Global Dialogue 2022, Kamis.
Dia menekankan bahwa negara-negara G20 dan G7 didorong untuk membangun konsensus tentang dana yang stabil di tengah inflasi harga, termasuk perang dan kenaikan harga energi di Ukraina.
Menurutnya, krisis telah mendorong negara-negara G20, khususnya G7 di Eropa, mengalokasikan dana tetap untuk mempercepat transformasi energi.
Dia mengatakan negara-negara Eropa telah terpukul keras oleh kenaikan harga energi akibat perang di Ukraina. Misalnya, Jerman ingin mempercepat transisi ke energi hijau.
“Ini juga merupakan perkembangan yang signifikan di G20 Sustainable Financial Task Force (SFWG),” kata Kakaribu.
Berita Terkait: G20: WEF menguraikan tiga proyek untuk ekonomi digital ‘win-win’
Diskusi tentang keuangan berkelanjutan saat ini dipimpin oleh Amerika Serikat dan China, yang membahas pendanaan berkelanjutan untuk negara mereka sendiri dan negara berkembang.
Saat ini, 68 persen kebutuhan listrik Indonesia dan sebagian besar kebutuhan listrik negara Asia masih dipenuhi oleh energi berbasis batu bara, kata Kakaribu.
“Namun sekali lagi, transisi dari energi fosil ke energi hijau sangat penting. Perlu dipercepat mulai hari ini, bukan hanya dalam jangka panjang, tetapi dalam jangka menengah,” ujarnya.
Menurut situs web SFWG G20, Komite Eksekutif Keuangan Berkelanjutan akan membahas tiga topik utama untuk tahun 2022, yang bertujuan untuk mengembangkan kerangka kerja untuk pembiayaan perubahan, mengembangkan instrumen keuangan berkelanjutan, dan menentukan strategi investasi untuk investasi yang mendukung perubahan.
Berita Terkait: Indonesia memprovokasi kontroversi G20 atas aliran data transnasional
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi