JAKARTA (Reuters) – Komite parlemen Indonesia pada hari Selasa menyetujui peningkatan belanja pemerintah sebesar $216 miliar pada anggaran tahun 2024 untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, namun beberapa analis mengatakan penyangga pengeluaran yang lebih besar mungkin diperlukan untuk menghadapi kejadian cuaca buruk.
Anggaran Presiden Joko Widodo pada tahun 2024, yang merupakan tahun terakhir masa jabatannya, menargetkan pengeluaran sebesar Rp3.325,1 triliun ($216,27 miliar), meningkat sebesar 6,45% dari perkiraan tahun 2023 dengan mempertimbangkan peningkatan subsidi energi di tengah kenaikan harga minyak global.
Defisit fiskal tahun depan diperkirakan mencapai 2,29% PDB, dibandingkan ekspektasi tahun ini sebesar 2,3% PDB, dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2024 naik menjadi 5,2%.
Usulan anggaran keuangan disetujui oleh Panitia Anggaran yang dipimpin oleh Saeed Abdullah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti risiko kenaikan harga minyak mentah global pada anggaran tahun depan.
“Ketidakpastian global akan terus menghantui kita, sehingga APBN harus terus melindungi masyarakat dari guncangan apa pun,” kata Sri Mulyani.
Panitia sepakat untuk menyesuaikan total subsidi energi sekitar 2% menjadi Rp 189,1 triliun dibandingkan usulan awal sebesar Rp 185,9 triliun.
Josua Pardidi, kepala ekonom di Bank Permata, mengatakan peningkatan belanja lebih lanjut mungkin diperlukan sebagai cara untuk menahan dampak kondisi cuaca El Niño, yang menyebabkan musim kemarau lebih panjang yang mempengaruhi tanaman.
“…Langkah-langkah tambahan mungkin diperlukan untuk mengantisipasi dampak fenomena El Niño terhadap harga pangan masyarakat,” tambahnya, mengacu pada bantuan tunai tahunan pemerintah untuk membeli pangan.
Josua mengatakan, puncak inflasi pangan akibat El Nino bisa terjadi pada paruh pertama tahun 2024.
Tingkat inflasi tahunan Indonesia sedikit meningkat pada bulan Agustus menjadi 3,27%, namun tetap berada dalam kisaran target bank sentral sebesar 2% hingga 4% tahun ini.
Untuk tahun 2024, anggaran mengasumsikan inflasi yang lebih rendah sebesar 2,8% dibandingkan dengan 3,1% pada perkiraan tahun 2023, dan pertumbuhan ekonomi yang sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 5,2% dibandingkan dengan 5,1% pada perkiraan tahun 2023.
Keputusan Komite Anggaran diperkirakan akan disetujui melalui pemungutan suara parlemen yang lebih luas di kemudian hari.
($1 = 15.375.0000 rupee)
(Laporan oleh Stefano Soliman – Disiapkan oleh Muhammad untuk Buletin Bahasa Arab) Penyuntingan oleh Kanupriya Kapoor, Martin Beatty dan Shri Navaratnam
Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian