Tempo.co., Jakarta – Pemimpin dari Qilabatul Muslim Begum, Abu Salma, telah membantah tuduhan bahwa organisasinya berencana untuk mengubah ideologi Panchsila Indonesia menjadi kekhalifahan, mempertanyakan bukti polisi dari tuduhan tersebut.
Abu, yang bergabung dengan kelompok itu pada 2006, mengatakan tidak pernah ada teori untuk mengubah ideologi. “Saya bergabung [the group] Dalam jangka panjang, tidak ada kata untuk mengubahnya (Panchsila) menjadi khilafah,” katanya kepada Tempo pada 14 Juni 2022.
Ketua Umum Abdul Qadir Hassan Baraja menambahkan bahwa jika korporasi tidak mematuhi Panchasila, anggota akan masuk neraka karena Panchasila adalah subjek dari Quran dan Hadist.
Lima butir Panchasila, tegas Abu, merupakan bagian dari ajaran Islam. “Itulah sebabnya kami tidak bisa membantah atau ingin mengubah Panchasila. Sepertinya tidak mungkin,” tambahnya.
Abu mengaku bingung dengan pandangan yang meluas tentang Qilafatul Muslim. “Kami tidak pernah ingin berubah [the country’s ideology] Karena kami umat Islam adalah mayoritas di sini. Kami mengikuti ajaran Islam sesuai dengan keyakinan kami dan dilindungi oleh Pasal 29 (2) UUD 1945,” jelas Abu.
Sebelumnya, Juru Bicara Polda Metro Jaya Sr. Gum. Kata Mesin Sulfur Qilabatul Muslim Usai menetapkan Abdul Qadir Hasan Baraja sebagai tersangka di Lambung, Selasa pekan lalu, muncul niat untuk mengangkat Panchsila menjadi khalifah.
“Kelompok ingin mengganti khilafah dengan panchasila,” katanya. Tentu ini inkonstitusional pada tahun 1945,” ujarnya di Mapolres Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Juni 2022.
Depkes Cory Alfarisi
Klik disini Dapatkan pengumuman berita terbaru dari Tempo di Google News
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi