Menteri Penanggulangan Bencana Iniya Cheruratu mengatakan kepemimpinan yang kuat di semua tingkatan akan membantu meruntuhkan sikap yang sering menyebabkan mati lemas dalam operasi bencana.
Hal ini ditegaskan dalam pernyataannya pada acara pembukaan Forum Mitra Pengurangan Risiko Bencana Sesi ke-2 yang diadakan kemarin di Bali, Indonesia.
Cheruratu mengatakan proses pengambilan keputusan di pemerintahan membutuhkan organisasi yang baik, kepemimpinan dan visi yang kuat.
Oleh karena itu, dia mengakui kepemimpinan dan visi Perdana Menteri Vorok Pinemarama yang mengambil tindakan tegas dan berani terhadap isu-isu yang berkaitan dengan bencana dan perubahan iklim.
Cheruiradu mengatakan manajemen yang kuat dan kerangka hukum diperlukan untuk mengimplementasikan keputusan yang dibuat untuk menghilangkan silo yang bekerja dalam mentalitas PRB.
Dia menekankan bahwa kerangka kerja legislatif yang baik akan menjadi cara untuk praktik yang lebih baik dan hasil serta hasil yang lebih baik.
Dia menambahkan bahwa dukungan teknis dari sesama kantor penanggulangan bencana, ahli dan mitra donor juga memainkan peran penting dalam tinjauan berkelanjutan dan perbaikan berkelanjutan.
Dari pengembangan kebijakan hingga implementasi proyek, bekerja di pit tidak pernah menjadi model yang sukses, kata Cheruiradu.
Dia mengatakan pendekatan inklusif paling tepat untuk mengembangkan dan memprioritaskan kebijakan dan strategi PRB.
Forum Mitra memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan meningkatkan semua pendekatan kepada masyarakat untuk keberhasilan implementasi Sentai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030.
Ini adalah kesepakatan besar pertama dalam agenda pembangunan pasca-2015.
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi