POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Kementerian menggunakan satelit nano untuk memantau kapal penangkap ikan di Indonesia

Kementerian menggunakan satelit nano untuk memantau kapal penangkap ikan di Indonesia

KUPANG, Nusa Tenggara Timur (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menerapkan strategi pemantauan aktivitas penangkapan ikan di perairan Indonesia menggunakan satelit.

Kementerian akan menerapkan teknologi sistem surveilans terpadu atau surveilans terpadu berbasis teknologi dengan menggunakan satelit.

Menteri KKP Shakti Wayu Trengono telah menyusun strategi pengawasan menggunakan satelit dan saat ini sedang dalam proses pengadaan 20 satelit nano untuk melacak pola aktivitas kapal ikan, kata Direktur Jenderal Pengawasan Kelautan dan Perikanan Kementerian Laksamana Muda Adin Nurwaluddin. . Kubang, Nusa Tenggara Timur, Jumat.

Dijelaskannya, berfungsinya Sistem Pengawasan Terpadu diawali dengan pengawasan satelit. Setelah menerima hasil pelacakan satelit, pihaknya bisa mendeteksi kapal-kapal yang mungkin melanggar aturan.

Berdasarkan identifikasi tersebut, pihak berwenang akan menggunakan patroli udara atau pesawat pengintai udara untuk memverifikasi temuan pelanggaran dari satelit. Apabila terdeteksi adanya pelanggaran maka kapal pemantau akan mendekati lokasi kapal penangkap ikan tersebut.

“Misalnya pada tracking satelit, ada kapal yang tertangkap di SIPI 711 tapi menangkap ikan di 712. Ini jelas melanggar norma. Dengan tracking satelit, kita bisa mengamati hal-hal seperti itu,” jelas Nurwaluddin.

Ia mengatakan dengan 90 hari operasi dan luas perairan yang harus dipantau, pemantauan berbasis teknologi ini akan sangat efektif.

Namun, ia mencatat, masih diperlukannya kapal patroli di kawasan perbatasan, terutama di kawasan yang permasalahan perjanjian perbatasannya belum terselesaikan.

Selat Malaka dan Laut Natuna Utara diawasi langsung, katanya.

Sebelumnya, Menteri Trengono mengatakan 20 satelit nano akan diluncurkan dan beroperasi pada tahun 2024.

Hal itu disampaikannya pada Seminar Nasional Maritim yang digelar 29 September dalam rangka Hari Maritim Nasional.

Disebutkannya, peluncuran satelit nano ini merupakan bagian dari strategi pengelolaan ruang maritim yang dikembangkan pihaknya untuk mendukung pembangunan berbasis ekonomi biru.

READ  BKKBN akan menurunkan tingkat keterbelakangan Kepulauan Riau menjadi 10,2%

Dia mencatat bahwa satelit nano kemudian akan digunakan untuk memetakan aktivitas dan kondisi di laut.

Berita terkait: Kementerian menetapkan anggaran untuk memperkuat pemantauan penangkapan ikan ilegal
Berita terkait: Pemerintah mendukung pengembangan klub nelayan
Berita Terkait: Sinkronisasi Langkah Mewujudkan Ekonomi Biru

Diterjemahkan oleh: Francesca Mariana N, Recinda Sulistiandari
Redaktur: Aziz Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2023