Jakarta (Andara) – Kementerian Kesehatan mendesak Indonesia untuk mempercepat distribusi vaksin ke seluruh tanah air mengingat peningkatan kematian akibat COVID-19 belakangan ini.
“Kami sudah melakukan beberapa kampanye vaksinasi gratis bekerja sama dengan beberapa perusahaan. Kementerian Kesehatan harus bergerak cepat. (Kami) berisiko. Penting untuk mempercepat distribusi vaksin ke banyak daerah,” kata Ketua Hamdan Solwa. Kata kelompok Muslim Sarikat Islam di Jakarta, Kamis.
Dalam beberapa hari terakhir, Indonesia memecahkan rekor dan menjadi salah satu negara dengan kematian COVID-19 tertinggi, ujarnya.
Menurut informasi di situs web www.worldmers.infoPada 3 Agustus 2021, 1.598 orang meninggal karena COVID-19 di Indonesia. Jumlah ini lebih tinggi dari Amerika Serikat yang mencatat jumlah kasus tertinggi di dunia. Sementara 516 kematian dilaporkan di Amerika Serikat, 561 meninggal di India dalam satu hari.
Menyatakan keprihatinannya, Zolwa mengatakan banyak daerah di zona merah Pemerintah-19 di Indonesia, terutama di Jawa dan Mathura, tidak menerima kuota vaksin.
“Kemudian, pendistribusian di luar Jawa Bali harus segera dilakukan. Herd immunity yang ditujukan kepada Presiden Djokovic (Joko Widodo) hanya akan terjadi bila dilakukan secara serentak dan penuh,” ujarnya.
Aliputin, anggota Kelompok IX DPR RI, mendesak Kementerian Kesehatan agar segera mengatasi kekurangan stok vaksin di beberapa daerah.
Ia mengaku telah menerima pengaduan dan laporan dari beberapa daerah terkait minimnya stok vaksin.
“Jangan (fokus) di Pulau Jawa, atau biarkan pemerintah pusat menimbun cukup banyak saham. Daerah juga harus divaksinasi,” tegas Aliputin.
Berita Terkait: Kemenkes memastikan stok vaksin mencukupi kebutuhan daerah
Menurut Bima Yudhisthira dari Pusat Studi Ekonomi dan Hukum, hanya 7,7 persen penduduk Indonesia yang divaksinasi. Untuk mencapai kekebalan kawanan, setidaknya 185 juta orang perlu divaksinasi, tambahnya.
Yudistira mengatakan, pendistribusian vaksin merupakan masalah serius yang hanya bisa diselesaikan oleh Kementerian Kesehatan.
“Presiden sudah mengatakan masih banyak vaksin impor, dan keinginan masyarakat untuk divaksinasi sangat kuat.
Dia mengingatkan pertumbuhan ekonomi akan terhambat jika program vaksinasi ditunda di beberapa daerah karena kekurangan stok vaksin.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan sebagian besar pasien Kovit-19 di Indonesia belum terinfeksi atau menyangkalnya.
“Menurut Kementerian Kesehatan, 90 persen pasien Pemerintah (di Indonesia) meninggal karena tidak mau atau tidak menerima vaksin,” kata Menteri Perindustrian Negara Eric Tohir dalam keterangan tertulis, Rabu (Juli). . 7, 2021).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan 99,5 persen orang yang meninggal karena Pemerintah-19 belum divaksinasi dalam enam bulan terakhir.
Pada konferensi pers di Gedung Putih pada awal Juli tahun ini, Dr. Rosal Walenski dari CDC mengatakan bahwa setiap kematian yang disebabkan oleh Pemerintah-19 dapat dicegah dengan vaksinasi.
Berita Terkait: Presiden memerintahkan penggunaan segera sisa cadangan vaksin
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi