POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Kebebasan ekonomi dan kesejahteraan di Indonesia

Kebebasan ekonomi dan kesejahteraan di Indonesia

FNF Indonesia dan Institut Demokrasi dan Kemakmuran (INDEKS) Kursus pelatihan Kebebasan Ekonomi Dasar diadakan di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 28 hingga 30 Juli 2023. Pelatihan ini diikuti oleh dua puluh empat peserta yang sebagian besar merupakan mahasiswa Universitas Medan. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengenalkan generasi muda pada konsep kebebasan ekonomi di Medan, salah satu kota komersial terbesar di Indonesia.

Ia menyatakan kebebasan ekonomi tidak kalah pentingnya dengan kebebasan sipil Nanang SonandarDirektur Lembaga Demokrasi dan Kemakmuran (INDEKS). Keduanya merupakan aspek penting dalam perwujudan hak asasi manusia. FNF dan INDEKS telah berkolaborasi sejak tahun 2018, dan saat ini memfokuskan upaya mereka pada tema kebebasan sipil, kebebasan ekonomi, dan keberagaman. Nanang meyakini konsep kebebasan ekonomi akan bermanfaat bagi setiap individu dan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan. Menurut Indeks kebebasan ekonomi Indonesia mendapat skor 63,5, 0,9 poin lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, menurut laporan Heritage Foundation. Skor tersebut menempatkan perekonomian Indonesia pada peringkat ke-60 paling bebas pada indeks tahun 2023. Nanang Sunandar menekankan hak milik sebagai salah satu elemen terpenting di antara indikator kebebasan ekonomi, mendapat skor terendah, bahkan di bawah rata-rata global. Ia menjelaskan, hal ini disebabkan lemahnya penegakan hukum hak milik sehingga menyebabkan terjadinya pelanggaran hak milik di beberapa wilayah di Indonesia.

Hal senada diungkapkan Janice Wro Retnani, program officer di Friedrich Naumann Foundation, yang meyakini konsep kebebasan ekonomi akan menciptakan masyarakat sejahtera. “Kebebasan ekonomi meningkatkan kebebasan individu,” kata Gunness. Hal ini memberikan kebebasan kepada individu untuk memaksimalkan efisiensi dan kreativitasnya sehingga dapat mencapai kesejahteraan. Gunness menjelaskan prinsip “tangan tak terlihat” yang diperkenalkan oleh filsuf Skotlandia dan bapak ekonomi modern, Adam Smith. Tangan tak kasat mata menjawab gagasan bahwa produksi barang dan jasa dalam perekonomian berbasis pasar terutama didorong oleh kepentingan individu atau perusahaan, bukan oleh filantropi atau altruisme. Gunness lebih lanjut menekankan bahwa ketika individu dan bisnis mengejar kepentingan pribadi mereka di pasar yang kompetitif, mereka secara tidak sengaja memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.

READ  Latihan Filipina-Amerika, Harita Nickel IPO, pertemuan tingkat menteri G-7

Boltak hotraderoAnalis bisnis Bursa Efek Indonesia ini menyoroti peran kebebasan ekonomi dalam perkembangan perekonomian di seluruh dunia. Ia mencontohkan, negara-negara yang memiliki kebebasan ekonomi tingkat tinggi lebih sejahtera dibandingkan negara-negara yang tingkat kebebasan ekonominya rendah. “Masyarakat di negara-negara bebas ekonomi lebih sejahtera dalam hal pendidikan, kesehatan dan harapan hidup,” kata Boltak. Ia membandingkan negara-negara yang menerapkan kebebasan ekonomi, seperti Korea Selatan dan Jerman Barat, dengan negara-negara yang tidak menerapkan kebebasan ekonomi, seperti Korea Utara dan Jerman Timur, untuk menggambarkan perbedaannya. Boltak juga menjelaskan empat pilar kebebasan ekonomi: (1) pilihan pribadi, (2) pertukaran sukarela yang dikoordinasikan oleh pasar, (3) kebebasan untuk masuk dan bersaing di pasar, dan (4) perlindungan terhadap orang dan harta bendanya dari agresi pihak lain. . .

Salah satu peserta mengajukan pertanyaan menarik: Apakah kebebasan ekonomi lebih penting daripada kebebasan politik, atau sebaliknya? “Mana yang lebih dulu?” dia bertanya. Keduanya sangat penting bagi masyarakat sejahtera, namun kebebasan ekonomi harus diutamakan, jelas Bultak. Ia menjelaskan bahwa ketika individu dan dunia usaha memiliki kebebasan untuk membuat keputusan ekonomi, mengalokasikan sumber daya secara efisien, dan terlibat dalam kegiatan wirausaha, hal ini dapat menghasilkan tingkat penciptaan kekayaan yang lebih tinggi dan peningkatan standar hidup bagi sebagian besar masyarakat. Ketika individu dan masyarakat sudah mandiri secara ekonomi, mereka mempunyai posisi yang lebih baik untuk terlibat dalam aktivitas politik yang mendukung kebebasan politik.

Gagasan utama dari pelatihan ini adalah bahwa kebebasan ekonomi dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara dan meningkatkan kesejahteraannya secara keseluruhan. Sayangnya konsep kebebasan ekonomi di Indonesia masih belum banyak dipahami masyarakat. FNF dan INDEKS berharap pelatihan ini dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan kebebasan ekonomi di Indonesia.

READ  Edtech Cakap Ikuti Paviliun Indonesia, World Economic Forum 2022, Berkomitmen untuk Pemulihan Ekonomi - Inforial