Tiga kapal China, yang mampu tenggelam dengan 10.000 meter (32.800 kaki) tenaga kerja, datang ke perairan Indonesia dan membantu memulihkan kapal selam yang tenggelam bulan lalu, menewaskan 53 orang di dalamnya, kata seorang pejabat.
Para pejabat dan ahli angkatan laut Indonesia telah mengakui betapa sulitnya menemukan kapal selam Nangala-402 di lepas pantai Bali.
“Sangat penting untuk mengangkat bagian terbesar dari kapal itu di lepas pantai,” kata juru bicara militer Tajwara HD Wimbo pada Kamis, menambahkan bahwa China akan terlibat dalam evakuasi dan pengangkatan Nangala.
Curie Maharani, seorang analis keamanan di Universitas Bina Nusantara di Jakarta, mengatakan akan sensitif untuk mencari bantuan dari China atas kapal selam tersebut.
“Di satu sisi, bantuan China dapat dilihat sebagai cara bagi kekuatan besar untuk menggunakan kekuatannya secara bertanggung jawab,” katanya, tetapi dengan membiarkan negara-negara bertabrakan di cakrawala dengan akses ke kapal selam kami “itu hampir seperti mengungkap kelemahan kami. . “
Di tengah meningkatnya militerisasi perairan Beijing di sekitar Asia Tenggara, pejabat keamanan Indonesia sebelumnya telah menimbulkan kecurigaan tentang operasi maritim China.
Sebuah kapal Tiongkok, Tansuo-2, ditenggelamkan oleh dua orang, keduanya mampu mencapai Nangala, yang terbagi dalam tiga bagian pada kedalaman sekitar 840 meter empat hari setelah kehilangan kontak ketika siap untuk meluncurkan bor torpedo. .
China telah mengirimkan kapal penyelamat, kapal selam laut dalam, dan papan bebek.
Indonesia sedang mencari bantuan tambahan dari regulator industri minyak dan gas SKK Mikas.
Pejabat angkatan laut mengatakan bantuan internasional akan sangat penting dalam mengambil bangkai kapal, tetapi sejauh ini hanya China yang terlibat, kata Tajara.
Tugas putus asa untuk menemukan kapal selam sebelum dapat mengirimkan oksigen melibatkan selusin helikopter dan kapal dari Amerika Serikat, Australia, Singapura, Malaysia, dan India.
Nangala yang berusia 44 tahun adalah satu dari lima kapal selam yang dioperasikan oleh Indonesia – dua Type 209 buatan Jerman dan tiga kapal baru Korea Selatan.
(Disusun oleh Ed Davis dan Mark Heinrich)
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi