POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Jokowi menguraikan strategi ekonomi hijau Indonesia

Jokowi menguraikan strategi ekonomi hijau Indonesia

Jakarta (Antara) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kamis mengumumkan strategi besar pemerintah untuk mencapai ekonomi hijau dalam menanggapi pergeseran global dari bahan bakar fosil.

“Kami akan bergerak menuju apa yang disebut ekonomi hijau, karena kami memiliki kekuatan besar di sini juga. Strategi ini harus mulai mengatur,” katanya.

Ia menjelaskan, “Pada tahun 2030, orang-orang di Eropa dan Amerika mungkin harus mulai berhenti (menggunakan) dan tidak mau menerima barang-barang yang dihasilkan dari energi fosil. Ini hukum yang akan mereka siapkan.”

Presiden Jokowi mengatakan para pemimpin banyak negara membahas ekonomi hijau pada pertemuan G20 pada 30-31 Oktober 2021.

Dia menekankan, “Di G20, kami membicarakannya. Orang-orang baru saja beralih ke ini, ke ekonomi hijau, dan kami menyadari bahwa kami memiliki banyak kekuatan dalam ekonomi hijau ini.”

Untuk itu, kata dia, pemerintah akan mulai membangun kawasan industri hijau di Kalimantan Utara pada Desember 2021.

“Energinya juga berasal dari energi hijau dari Sungai Kayan. Kami hanya punya satu sungai, Sungai Kayan, yang akan menghasilkan kurang lebih 11 hingga 13 ribu megawatt. Ini baru satu sungai. Di Indonesia ada lebih dari 4.400 sungai besar. sungai dan sungai sedang,” ujarnya.

Dia mencatat, Sungai Mambramo di Papua dapat menghasilkan listrik hingga 24.000 megawatt.

“Itu baru dua sungai. Jika 4.440 sungai didorong untuk menghasilkan PLTA, kita bisa membayangkan (besarnya energi yang bisa kita hasilkan dari) yang baru yang disebut PLTA. Ini baru PLTA saja. Belum lagi sungai kedua, yaitu juga green power,” kata Jokowi. Menjadi geothermal. Dan kita punya 29.000 megawatt (ekstra).”

Dia mencatat bahwa Indonesia memiliki kekayaan energi baru dan terbarukan, seperti energi angin dan laut saat ini.

READ  India dan india Memimpin Pertumbuhan Asia: Morgan Stanley, Nomura

“Ini kekuatan yang harus kita perhitungkan dan manfaatkan segera untuk masa depan anak cucu kita. Kekuatan inilah yang ingin kita persiapkan, dan nanti bulan depan kita akan membangun apa yang saya sebutkan tadi, industri hijau. taman,” katanya.

Presiden mengatakan bahwa sudah banyak entitas yang mengantri untuk berinvestasi dalam inisiatif ekonomi hijau Indonesia.

Berita terkait: Menteri: Indonesia dan Amerika Serikat terus memperkuat kerja sama di bidang ekonomi hijau

“(Banyak) sudah antri (investasi). Kenapa? Energi itu hijau, tapi itu membutuhkan investasi yang sangat besar, dan kami tidak memiliki kapasitas, jadi kami menyambut swasta untuk bergabung,” jelas presiden.

Ia mengatakan, strategi mengundang investor asing ke Indonesia juga diterapkan pada industri manufaktur.

“Dalam grand strategy negara, kami membutuhkan ini. Kami tidak membicarakan satu demi satu perusahaan, tetapi yang lebih penting bagaimana melakukan final manufacturing itu, bagaimana mengintegrasikan ini, nikel terintegrasi dengan tembaga, terintegrasi dengan bauksit, dengan semuanya. Dan dalam hal penggabungan. , barang akhir akan diselesaikan dengan komponen kami sendiri. Bisa mobil listrik, mobil listrik, dan semuanya (akan kami buat) oleh kami.”

Lebih lanjut Presiden Jokowi mengatakan tidak ingin Indonesia membatasi diri sebagai pengekspor bahan mentah, dan berharap industri lokal dapat memberikan nilai tambah sekaligus menciptakan lapangan kerja.

“Suka atau tidak, orang-orang akan datang untuk membangun (di Indonesia). Dan orang-orang mulai sadar. Kami terus mengatakan stop, stop, stop (penggunaan bahan bakar fosil), karena tanah jarang ada di sini.”

“Contoh lainnya adalah stainless steel yang sudah disulap menjadi spuit. Permintaan dunia itu hingga 10 miliar spuit. Kita impor banyak, kita tidak tahu berapa juta spuit, tapi segera kita bisa membuatnya. ,” tambahnya. . Suka atau tidak suka, orang harus berhasil di sini.”

READ  ZTE dan Telkomsel kembangkan solusi 5G untuk bisnis di Indonesia

Berita terkait: Hartarto menguraikan faktor kunci untuk mencapai target cetak biru MEA 2025
Berita terkait: Potensi bagus untuk kemitraan ASEAN-Korea dalam ekonomi hijau: Jokowi