JAKARTA (ANTARA) – Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kemitraan masa depan antara ASEAN dan Korea Selatan akan tercapai jika stabilitas kawasan tetap terjaga, ketegangan dan persaingan berkurang, serta kekuatan kepercayaan strategis ditingkatkan.
“Selain itu juga kebiasaan kerja sama (yang akan dilakukan) lebih intens,” kata Presiden saat membuka KTT ASEAN-Korea Selatan ke-24 di Jakarta, Rabu.
Jokowi memimpin KTT ASEAN-Korea Selatan yang dihadiri oleh Presiden Korea Selatan Yeon Suk-yeol.
Tahun ini, Indonesia menjabat sebagai presiden Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), dan KTT ASEAN ke-43 akan diadakan di Jakarta pada tanggal 5 hingga 7 September. KTT tersebut rencananya akan dihadiri oleh para pemimpin 19 negara, termasuk negara mitra ASEAN dan organisasi internasional.
Jokowi memperkirakan bagi Indonesia, ini adalah kemitraan masa depan, dengan transisi energi dan transformasi digital sebagai dua pilar utama.
Presiden menekankan bahwa ketergantungan ASEAN terhadap 78 persen bahan bakar fosil harus dikurangi, dan pada saat yang sama, dalam satu dekade, ekonomi digital ASEAN diperkirakan akan menyumbang US$1 triliun terhadap PDB.
Jokowi menjelaskan transisi energi dan transformasi digital memerlukan investasi dan transfer teknologi dalam jumlah besar.
Oleh karena itu, diperlukan kerja sama dan kemitraan untuk mencapai hal tersebut, kata Jokowi.
Presiden juga memuji Korea Selatan atas dukungannya terhadap Forum ASEAN-Indo-Pasifik (AIPF) yang menurutnya telah menunjukkan kerja sama yang tulus dan komprehensif dalam menjaga stabilitas dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik.
Berita Terkait: Transformasi Keuangan Digital Mendorong Integrasi ASEAN: Kementerian
Berita Terkait: IMF merekomendasikan tiga langkah bagi ASEAN untuk mengatasi tantangan ekonomi
Berita Terkait: Kemitraan ASEAN-Korea penting untuk transformasi digital: Indonesia
More Stories
Memungkinkan penyelesaian konflik secara damai di Laut Cina Selatan – Pidato – Eurasia Review
Tiongkok “menghabiskan” sekitar 80% anggaran militer Taiwan hanya untuk mengepung provinsi “nakal” – lapor
15 kota makan terbaik di Eropa dengan harga termahal