TEMPO.CODan Jakarta – Indonesia tetap yakin pertumbuhan ekonomi tahun ini akan baik-baik saja meski muncul varian baru COVID-19 yaitu Omicron. Deputi Senior Bidang Makroekonomi dan Keuangan Kementerian Keuangan Iskandar Simurangkir meyakini hingga akhir tahun, laju pertumbuhan nasional akan berkisar 3,7-4,0 persen.
“Omicron memang lebih menular, tapi kalau kita lihat data WHO angka kematiannya sangat rendah. Artinya, pelepasan vaksin harus terus dipercepat untuk mencegah dampak Omicron dan varian COVID-19 lainnya. virus,” kata Iskandar saat dihubungi, Senin, 29 November 2018.
Iskandar mengatakan pemerintah telah memitigasi sejumlah risiko dari masuknya varian Omicron. Indonesia telah menutup perbatasannya untuk orang asing dari negara-negara Afrika dan negara-negara lain di mana alternatif telah diidentifikasi.
Ia mengatakan, pemerintah juga berupaya menaikkan angka vaksinasi hingga akhir tahun ini untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi.
Menurut Iskandar, Oktober dan November banyak melihat indikator positif dari berbagai sektor ekonomi. Purchasing Managers’ Index (PMI) naik dan mencapai rekor tertinggi 57,2 di bulan Oktober.
Dia mengatakan ekspor dan impor pada Oktober 2021 mencapai surplus.
Indonesia juga mencatat peningkatan transaksi ritel yang diperkirakan akan terus berlanjut sepanjang liburan Natal dan Tahun Baru.
Baca: Bank Indonesia Prediksi Pertumbuhan PDB 5,5% pada 2022
Frisky Rihanna
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian